PLN Sebut Tender Pembangkit Listrik Blok Rokan Rp 4,4 T Tak Masuk Akal

Arief Kamaludin|KATADATA
Chevron Pacific Indonesia.
8/4/2021, 17.33 WIB

Sementara, John memperkirakan harga jual listrik yang diberikan PLN tidak akan jauh berbeda dengan harga yang ada saat ini. Bahkan, bisa saja PLN memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan MCTN. "Saya percaya ke PLN. Jangan-jangan selama ini cost-nya tidak segitu juga," ujarnya.

Untuk diketahui, komposisi kepemilikan saham MCTN yakni 95% dimiliki oleh Chevron Standar Limited dan 5% PT Nusa Galih Nusantara. MCTN berkontrak dengan Chevron Pacific Indonesia untuk memasok listrik dan uap di Blok Rokan.

Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S. Handoko mendesak agar Chevron tidak menggunakan opsi tender dan segera menyerahkan pembangkit tersebut ke negara. Pasalnya, usia aset yang ditenderkan hanya tiga tahun.

Hal ini berpotensi membuat pemenang tender akan meraup untung dalam berjualan listrik. Apalagi Chevron juga telah mendapatkan keuntungan jauh melebihi investasi awalnya dari pembangkit listrik.

Investasi awal untuk membangunnya adalah US$ 200 juta. Sedangkan, tagihan listrik di Blok Rokan dari MCTN ke Chevron dapat mencapai US$ 80 juta per tahun hingga 2020. "Kenapa dulu CPI tidak bangun (pembangkit) sendiri? Karena ada transfer pricing. Adik usahanya mau diuntungkan. Itu yang tidak benar. Saya marah benar," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan