PLN menyatakan siap mengimplementasikan program co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara pada 56-59 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dengan total kapasitas terpasang sebesar 2,3 gigawatt (GW), kebutuhan biomassa untuk program co-firing PLN mencapai 14 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi mengatakan pihaknya siap menggenjot program co-firing pada PLTU yang ada saat ini. Apalagi program ini dapat mendukung pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Untuk itu, dengan adanya Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), ia berharap agar pasokan biomassa untuk co-firing dapat berkelanjutan, mengingat ketersediaan pasokan biomassa menjadi tantangan tersendiri.
"Karena 56-59 pebangkit kami sangat siap digunakan co-firing sebanyak 2,3 GW, berarti butuh 14 juta ton per tahun co-firing-nya," ujarnya dalam diskusi secara virtual, Jumat (15/10).
Ahsin berharap agar semua stakeholder yang terlibat dapat mendukung suksesnya program ini. Sehingga pihaknya dapat mencukupi pasokan energi yang lebih bersih serta dapat memberdayakan masyarakat sekitar.
"Tinggal pengusaha ini, karena kami siap membeli. Mana kontrak yang akan kita teken, untuk bisa segera pembangkit kita ini menggunakan program co-firing," ujarnya.
Namun dia memastikan bahwa tidak akan menerima produk co-firing yang berasal dari tanaman liar alias ilegal. Pihaknya hanya akan bekerja sama dengan perusahaan yang jelas dan memastikan pasokan biomassa berasal dari hutan energi.
Sebelumnya, hingga Juli 2021 PLN telah mengimplementasikan program co-firing pada 18 PLTU. Dari program tersebut, perusahaan telah menghasilkan energi bersih dengan ekuivalen kapasitas pembangkit 291 megawatt (MW).
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi menyatakan, pencapaian ini menjadi bukti keseriusan PLN. Terutama guna mendukung program pemerintah dalam percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menuju target 23% di 2025.
“Program co-firing pada PLTU juga membantu PLN dalam mengurangi konsumsi batu bara sehingga bisa menekan emisi karbon,“ kata Agung.
Adapun dari total 17 PLTU yang menggunakan biomassa secara komersial tersebut, sekitar 12 PLTU tersebar di Jawa dan 5 lokasi di luar Jawa. Pembangkit-pembangkit itu dikelola dua anak usaha PLN yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali.