Realisasi Investasi Sektor ESDM 2021 Hanya Tercapai 81% dari Target

KATADATA/
Ilustrasi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM).
13/1/2022, 10.18 WIB

Realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) sepanjang tahun 2021 mencapai US$ 28,2 miliar. Angka tersebut setidaknya hanya mencapai 81% dari target sebesar US$ 34,8 miliar.

Meski begitu, capaian investasi ini mengalami peningkatan dari tahun 2020 yang hanya US$ 26,3 miliar. Realisasi investasi 2021 terdiri dari sub sektor migas sebesar US$ 15,9 miliar, sub sektor ketenagalistrikan US$ 6,8 miliar, sub sektor minerba US$ 4,1 miliar dan sub sektor EBTKE US$ 1,4 miliar.

"Pada 2021 investasi terealisasi di sektor Kementerian ESDM mencapai US$ 28,2 miliar atau 107% dari tahun 2020," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2021 Dan Rencana Kerja Tahun 2022, Rabu (12/1).

Untuk tahun ini, pemerintah menetapkan target investasi sektor ESDM sebesar US$ 32,6 miliar. Terdiri dari sub sektor migas sebesar US$ 17 miliar, sub sektor ketenagalistrikan US$ 7,6 miliar, sektor minerba US$ 5 miliar dan sub skor EBTKE sebesar US$ 3 miliar.

Menurut Arifin, guna menggenjot peningkatan investasi, Kementerian ESDM telah melakukan langkah-langkah strategis. Antara lain seperti pemberian insentif, mengatasi sengketa lahan, mempermudah perizinan, mendorong pertumbuhan konsumsi listrik untuk smelter dan sebagainya. Simak databoks berikut:

Sementara, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM sepanjang 2021 lalu realisasinya telah mencapai Rp 189,2 triliun. Angka tersebut setidaknya setara 156% dari target yang ditetapkan pada 2021 sebesar Rp 121,2 triliun.

Realisasi PNBP tersebut terdiri dari PNBP migas sebesar Rp 103,2 triliun, minerba sebesar Rp 75,5 triliun, EBTKE sebesar Rp 1,9 triliun dan penerimaan lainnya sebesar Rp 8,6 triliun.

Sedangkan, untuk subsidi energi pada 2021 realisasinya mencapai Rp 131,5 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 83,7 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 47,8 triliun.

Sebelumnya, berbagai kalangan telah memprediksi bahwa target investasi tahun lalu akan sulit tercapai, salah satunya karena berkurangnya aktivitas masyarakat imbas pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya permintaan energi.

"Dari seluruh investasi di sektor energi, investasi di hulu migas masih belum optimal. Jika melihat kinerja dari dua sektor tersebut saat ini, maka akan cukup berat bagi pemerintah untuk mengejar target investasi di tahun 2021. Kelistrikan juga belum optimal," kata Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, Kementerian ESDM juga menyadari seiring terjadinya transisi energi, keran investasi untuk sumber energi fosil akan semakin tertutup, meskipun saat ini konsumsi energi di tanah air masih didominasi oleh bahan bakar fosil.

"Tak ada lagi dukungan investasi untuk fosil. Artinya kita harus bijak gunakan fosil yang masih ada melalui proses teknologi yang lebih bersih," kata Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Luh Nyoman Puspa Dewi beberapa waktu lalu, Rabu (8/12).

Reporter: Verda Nano Setiawan