Shell Lepas Bisnis Ritel dan Pelumas di Rusia kepada LukOil

Arief Kamaludin|KATADATA
Shell menjual bisnis retail dan pelumasnya di Rusia kepada LukOil, perusahaan migas yang didukung negara Rusia.
13/5/2022, 11.02 WIB

Penjualan ditargetkan rampung akhir tahun ini, tergantung persetujuan dari otoritas anti-monopoli Rusia. Mengutip Reuters, US$ 3,9 miliar pasca-pajak setelah menarik diri dari operasinya di Rusia, termasuk kilang LNG Sakhalin 2 yang besar di mana ia memegang 27,5% saham dan dioperasikan oleh Gazprom.

Surat kabar Inggris The Telegraph melaporkan bahwa Shell tengah bernegosiasi dengan tiga perusahaan minyak milik negara Cina, yakni China National Offshore Oil Corp Ltd (CNOOC), China National Petroleum Corp (CNPC) dan Sinopec untuk melepas kepemilikan 27,5% di proyek gas alam cair (LNG) Sakhalin-2.

Meski demikian, sumber internal CNPC mengatakan bahwa perusahaan energi yang didukung negara Cina itu mengikuti arahan pemerintah pusat untuk berhati-hati dan bijaksana ketika berhadapan dengan masalah Rusia.

“Komunikasi antar perusahaan Cina dan Rusia pada saat ini hanya berfokus pada perdagangan dan pengembangan proyek baru. Pengambilalihan proyek yang ditinggalkan perusahaan barat tidak ada dalam agenda,” kata sumber tersebut seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (26/4).

Sumber internal CNPC lainnya mengatakan bahwa perusahaan Cina tidak mungkin menyerap saham yang dilepas Shell pada proyek tersebut.

Sementara itu juru bicara Sinopec mengatakan bahwa ia tidak mengetahui negosiasi antara Shell dengan tiga perusahaan energi pelat merah Cina dan menolak berkomentar lebih lanjut. Shell juga menolak mengomentari laporan tersebut.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu