Dapat Diskon Besar, Cina Diam-diam Beli Minyak Lebih Banyak dari Rusia

Dok. Chevron
Ilustrasi pengeboran minyak.
20/5/2022, 20.02 WIB

Cina diam-diam meningkatkan pembelian minyak dari Rusia setelah mendapat diskon besar. Rusia menjual minyaknya dengan harga murah untuk mengisi kekosongan pembeli Barat yang menghentikan pembelian sebagai sanksi atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina sejak Februari lalu.

Peningkatan pembelian Cina sebagai importir minyak terbesar dunia ini hanya berselang satu bulan setelah mereka mengurangi pembelian minyak dari Rusia. Cina melakukan hal tersebut karena takut terlihat mendukung Moskow secara terbuka dan berpotensi membuat negaranya terkena sanksi.

Menurut perkiraan Vortexa Analytics, impor minyak Rusia lintas laut Cina melonjak mendekati rekor 1,1 juta barel per hari (bph) pada Mei. Angka ini naik dari 750.000 bph pada kuartal pertama dan 800.000 bph pada 2021.

Perusahaan minyak Cina, International United Petroleum & Chemicals (Unipec) yang merupakan cabang perdagangan kilang minyak terkemuka di Asia, Sinopec Corp, bersama dengan perusahaan milik negara Zhenhua Oil memimpin operasi pembelian minyak tersebut.

Menurut data pengiriman dan laporan pialang kapal dan lima pedagang menemukan sebuah perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, Livna Shipping, muncul sebagai pengirim utama minyak Rusia ke Cina.

Saat dimintai konfirmasi Sinopec, Zhenhua, dan Livna menolak berkomentar. Perusahaan-perusahaan tersebut mengisi lubang yang ditinggalkan oleh pembeli barat setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus".

Amerika Serikat, Inggris dan beberapa pembeli minyak utama lainnya melarang impor minyak Rusia tak lama setelah invasi. Uni Eropa sedang menyelesaikan putaran sanksi lebih lanjut, termasuk larangan pembelian minyak Rusia.

Banyak perusahaan penyulingan minyak di Eropa berhenti membeli minyak dari Rusia karena takut melanggar sanksi atau menarik sentimen negatif.

Vitol dan Trafigura, dua pedagang komoditas minyak terbesar dunia, menghentikan pembelian dari Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia, menjelang aturan UE yang mulai berlaku pada 15 Mei.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu