Imbangi Sanksi Eropa, Rusia Kerek Ekspor Minyak ke Asia Hingga 20%

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi.
Penulis: Happy Fajrian
8/6/2022, 13.14 WIB

Rusia meningkatkan ekspor minyak dari pelabuhan timur utama Kozmino sekitar 20% untuk memenuhi permintaan yang melonjak dari pembelia Asia. Ini juga sebagai upaya untuk mengimbangi dampak dari sanksi larangan impor minyak negara-negara Uni Eropa (UE) dari Rusia.

Pemerintah Rusia mengatakan tengah berupaya untuk mengalihkan ekspor energi ke negara Barat menuju Asia melalui jalur pipa. Hal ini lantaran pengiriman menggunakan kapal tanker yang harus melalui rute yang panjang dari pelabuhan laut Eropa membutuhkan biaya yang tinggi dan dipersulit oleh sanksi Barat atas konflik di Ukraina.

“Transneft telah meningkatkan jumlah minyak mentah yang dialirkan ke Kozmino pada rute minyak utama Asia jalur pipa East Siberia Pacific Ocean (ESPO), sebesar 70 ribu barel per hari (bph),” kata sumber yang menolak disebut namanya, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/6).

Sebagai informasi, Transneft merupakan perusahaan pipa Rusia yang memonopoli jalur pipa minyak. Rusia juga berencana untuk mengirim tambahan 80 ribu bph minyak mentah ESPO ke Kozmino melalui rute kereta api dari Meget.

Rute ini sebelumnya digunakan untuk memasok Kozmino dan kilang domestik ketika pipa ESPO sedang dibangun. Pasokan tambahan akan memungkinkan Kozmino untuk meningkatkan pemuatan keseluruhan menjadi sekitar 900 ribu bph di bulan-bulan mendatang, dari rata-rata sekitar 750 ribu bph sepanjang tahun ini.

Pada 2021, Kozmino memuat sekitar 720 ribu bph (35,1 juta ton). Ekspor minyak ESPO melalui Kozmino direncanakan mencapai tertinggi sepanjang masa sekitar 880 ribu barel per hari pada Juli.

Komisi Eropa mengumumkan embargonya terhadap minyak Rusia pekan lalu, dengan mengatakan akan menghentikan impor 90% minyak dan produk dari Rusia mulai akhir tahun.

Perusahaan-perusahaan di Cina, yang telah berulang kali mengkritik sanksi Barat terhadap Moskow, dan di India telah membeli lebih banyak minyak Rusia dalam beberapa bulan terakhir di tengah penurunan harga.

Pipa ESPO, yang menghubungkan ladang minyak Siberia Rusia ke Kozmino dan pelanggan Cina melalui darat, memiliki kapasitas keseluruhan 1,64 juta bph.

Kozmino saat ini memiliki kapasitas untuk menangani pemuatan hingga 1,1 juta bph, salah satu sumber mengatakan, tetapi kapasitas pipa dan rel yang terbatas tidak akan memungkinkannya mencapai tingkat itu tanpa pekerjaan konstruksi lebih lanjut.

Peningkatan muatan minyak dari Kozmino dapat memaksanya untuk menggunakan lebih banyak kapal Suezmax, yang biasanya membawa masing-masing 800 ribu - 1 juta barel. Biasanya memuat kapal Aframax yang membawa 500 ribu-750 ribu barel, yang dianggap lebih populer di kalangan pembeli.

Rusia mulai mencari pasar baru seiring dengan rencana Uni Eropa (UE) melarang impor minyak mentah dan produk olahan minyak dari negara tersebut sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina. Deputi Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pasar Asia menjadi salah satu targetnya.

“Rusia akan mengirim minyak yang ditolak negara Eropa ke Asia dan wilayah lainnya. Eropa harus mencari pengganti pasokan yang akan lebih mahal,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Kamis (19/5).

Eropa menerima sekitar 4 juta barel per hari minyak mentah dari Rusia. Novak mengatakan bahwa Rusia siap mengalihkan pasokan tersebut ke wilayah lain dan membiarkan Eropa mencari pasokan baru yang lebih mahal dari tempat lain.

Sanksi negara barat kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina pada Februari yang masih berlangsung hingga hari ini membuat sejumlah pembeli menunda atau bahkan membatalkan pembelian. Ini membuat produksi minyak Rusia menyusut.

Novak mengatakan bahwa produksi minyak Rusia turun sekitar 1 juta bph pada April. Namun pada Mei tingkat produksi pulih sekitar 200-300 ribu bph dengan pemulihan lebih lanjut ditargetkan pada bulan depan.

Novak juga mengklaim bahwa ekspor minyak negaranya secara bertahap mulai pulih setelah beberapa negara setop melakukan pembelian sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina. “Rusia akan mencari pasar ekspor baru karena harga energi kami yang kompetitif,” ujarnya.