Tak Ada Pasar di RI, Pertamina Bakal Ekspor Bahan Bakar Hijau ke Eropa

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Kilang Cilacap.
29/6/2022, 12.18 WIB

PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap memiliki program green refinery dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Green refinery Pertamina di Kilang Cilacap saat ini memproduksi tiga bahan bakar hijau yakni green gasoline, green avtur, dan green diesel.

Mulyono sebagai Process Engineer Kilang Cilacap mengatakan bahwa saat ini unit pengilangan IV mampu mengolah 2.500 barel per hari minyak sawit menjadi bahan bakar nabati (BBN). Selain dari bahan baku minyak sawit, RU IV juga bisa mengolah minyak jelantah menjadi BBM. Program ini rencananya bakal dimulai pada 2025.

Salah satu produk green fuel yang dibuat oleh perusahaan minyak milik negara itu yakni Pertamina Renewable Diesel (RD). Meski demikian produk bahan bakar hijau tersebut tidak mampu diserap oleh pasar dalam negeri.

"Produknya sudah ada dan sementara ini sedang tahap menjajaki pembeli dari luar negeri," kata Mulyono saat ditemui di Rumah Sakit Pertamina Cilacap pada Selasa (28/6).

Dia menjelaskan, saat ini seluruh produk green diesel maupum Pertamina RD akan ditujukan untuk pangsa ekspor ke Eropa. Hal ini dilakukan karena belum adanya pasar atau ekosistem di dalam negeri yang mampu menyerapnya. Nasib serupa juga menimpa BBM dari hasil pengolahan minyak jelantah.

Walau sudah ada produk dan keinginan untuk penjualan ke luar negeri, PT Pertamina hingga saat ini belum bisa melakukan ekspor pada hasil produk olahan mereka. Pasalnya, pihak Pertamina masih mengurus izin ekspor ke Kementerian Perdagangan.

"Kalau di luar negeri sudah banyak ya yang mengincar. Ada calon pembeli dari Eropa yang sudah kontak kami. Kalau di Indonesia belum, karena belum ada demand," sambung Mulyono.

Saat ditanya perihal negara mana saja yang menyatakan tertarik dengan Pertamina RD, Mulyono enggan menjawab. Menurutnya, pernyataan tersebut merupakan ranah dari Commercial and Trading Subholding PT Pertamina Patra Niaga. 

Dia juga mengatakan bahwa saat ini kilang di RU IV Cilacap bisa mengolah bahan bakar fosil maupun bahan bakar dari minyak nabati. Adapun besaran produksi ditentukan oleh kondisi operasional dan jumlah permintaan yang ada di pasar.

"Kalau ada permintaan, kami produksi dengan mode green dan kalau belum ada permintaan (green fuel) kami mengolah solar dari fosil. Bisa multifungsi dan memang untuk pasar (green fuel) di Indonesia belum ada," jelas Mulyono.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu