Harga minyak terus merosot dalam sepekan terakhir. Penurunannya bahkan mencapai US$ 20 per barel. Anjloknya harga minyak dipengaruhi kekhawatiran dunia terhadap prospek permintaan bahan bakar di tengah ancaman resesi ekonomi global yang dipicu oleh kenaikan suku bunga.
Dalam sepekan terakhir harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 19,41 per barel atau 20,01% dari US$ 97,01 menjadi US$ 77,60 pada sesi perdagangan Senin (26/9) siang waktu Indonesia. Sedangkan Brent turun US$ 18,14 per barel atau 17,62% dari US$ 102,93 pada Senin pekan lalu menjadi US$ 84,79.
Ini menandai rekor harga minyak terendah sejak Januari 2022. Selain faktor ancaman resesi ekonomi global, penguatan nilai tukar atau kurs mata uang dollar AS terhadap mata uang lainnya membuat sejumlah negara kesulitan membeli minyak mentah karena harga menjadi lebih mahal.
Vice president of commodity research at Religare Broking, Sugandha Sachdeva, menyebut pengetatan kebijakan moneter global oleh bank-bank sentral untuk menurunkan inflasi yang meningkat malah menaikan nilai dollar AS atau greenback menuju level tertinggi dalam dua dekade terakhir.
"Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan berperan sebagai angin kencang utama untuk minyak mentah," kata Sugandha, Senin (29/9).
Adanya pengetatan sanksi dari Uni Eropa di pasar minyak akibat konflik Rusia dan Ukraina pada Desember mendatang diprediksi bisa menaikan harga minyak ke level yang lebih tinggi.
Chief Executive Officer of Energy Trader Vitol, Russell Hardy, mengatakan bahwa pengiriman bahan bakar dipengaruhi oleh produk minyak Rusia yang diperkirakan mengalir ke Asia dan Timur Tengah.
Hardy mengatakan pada konferensi minyak di Singapura bahwa lebih dari satu juta barel per hari (bph) minyak mentah AS diperkirakan akan dikirim ke Eropa untuk mengisi kekosongan minyak dari Rusia.
Head of Colombian State Energy Company Ecopetrol mengatakan pada konferensi yang sama bahwa mereka telah menjual lebih banyak minyak ke Eropa untuk menggantikan pasokan Rusia.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama disebut OPEC+ gagal mencapai target produksi minyaknya sebesar 3,583 juta barel per hari (bph) pada Agustus. Penurunan ini lebih besar dari produksi minyak yang meleset dari target sebesar 2,892 juta barel per hari pada Juli.
Pertamina Janji Harga BBM Non Subsidi Turun Mengikuti Harga Minyak Dunia
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan jika nantinya harga minyak dunia turun, harga BBM non subsidi seperti Pertamax Turbo, Permina Dex dan Dexlite juga akan ikut turun.
"Harga BBM non subsisi memang dinaikkan. Ini bisa naik dan turun menyesuaikan harga minyak mentah," kata Nicke beberapa waktu lalu, Selasa (12/7).
Pada awal September lalu, PT Pertamina munurunkan harga BBM non subsidi Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Harga Pertamax Turbo turun dari Rp 17.900 per liter menjadi Rp 15.900, Dexlite dari Rp 17.800 menjadi Rp 17.100, dan Pertamina Dex dari Rp 18.900 menjadi ke Rp 17.400.
Jika dirunut, masing-masing BBM mengalami penurunan harga sekira Rp 2.000 per liter untuk Pertamax Turbo, Dexlite turun Rp 700 per liter dan Pertamina Dex turun Rp 1.500 per liter. Ketika itu harga minyak mentah Brent turun dari US$ 102,93 menjadi US$ 92,36 per barel.
SPBU swasta seperti Shell, Vivo, dan BP-AKR ketika itu juga menurunkan harga BBM-nya. Bahkan BP-AKR sudah dua kali menurunkan harga BBM jenis BP 90 dan BP 92 untuk area Jabodetabek, yakni pada 1 September dan 14 September seiring harga minyak dunia yang terus merosot.
Pada penyesuaian harga terakhirnya, harga BBM SPBU BP-AKR semakin mendekati harga Pertamina, khususnya BP 90, setara Pertalite, turun menjadi Rp 14.890 per liter dari Rp 15.320, dan BP 92 setara Pertamax menjadi Rp 14.990 dari Rp 15.420.
Marketing Director PT. Aneka Petroindo Raya, Vanda Laura, mengatakan BP-AKR melakukan penyesuaian harga dengan mempertimbangkan harga minyak dunia, biaya operasional dan kondisi pasar.
"BP-AKR kembali melakukan penyesuaian harga BBM untuk wilayah Jabodetabek yang mulai efektif pada 14 September 2022," kata Laura kepada Katadata.co.id, melalui pesan singkat pada Senin (19/9).