PLN, Pertamina, Pupuk Indonesia Jalin Kerja Sama Bangun Industri Hijau

Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
Ilustrasi kawasan industri.
Penulis: Happy Fajrian
23/2/2022, 19.24 WIB

Sebanyak tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PLN, Pertamina, dan Pupuk Indonesia, berkolaborasi membangun kluster atau kawasan industri hijau di Indonesia yang akan mengutamakan efisiensi dan efektivitas sumber daya berkelanjutan.

Nota kesepahaman (MoU) Green Industry Cluster ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman.

Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury mengatakan bahwa pengembangan ekonomi hijau kini menjadi kesempatan bagi Indonesia karena negara lain tidak memiliki sumber daya alam seperti yang dimiliki oleh negeri ini.

"Kami berharap melalui perjanjian kerja sama yang hari ini ditandatangani menjadi momentum untuk merealisasikan green industry cluster," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury dalam acara penandatanganan MoU Green Industry Cluster di Jakarta, Rabu (23/2).

Ia mencontohkan Pupuk Indonesia melalui empat anak usahanya yang berada di Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur yang sekarang menjadi sentra produksi amonia bisa difokuskan untuk mengembangkan amonia hijau maupun amonia biru.

"Termasuk juga kawasan-kawasan tersebut sebetulnya juga memiliki reservoir-reservoir yang selama ini sudah mengalami penurunan produksi," ujar Pahala.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa kluster industri hijau hasil kolaborasi ketiga BUMN tersebut akan mengembangkan energi terbarukan, menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS), serta mengurangi penggunaan energi primer yang tinggi emisi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawat mengatakan bahwa kerja sama ini akan dimulai di Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Dia menjelaskan bahwa Pertamina sebenarnya telah melakukan pengembangan green hydrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu.

"Kita juga butuh Plaju dan Dumai. Plaju sudah blue hydrogen. Plaju dan Cilacap sudah disuplai blue hydrogen. Dumai untuk biofuel maka ini sudah ada blue hydrogennya," ungkap Nicke.

Selain itu, ada juga permintaan untuk PHC, amonia dimana Pertamina bisa menghasilkan green amonia. "Jabar juga bisa kita lakukan. Supply EBT nya melimpah. Bisa dibuat kluster sendiri. PLTA besar besar, PLTP banyak. Kalau bisa bikin green belt itu menarik. Kita semangat untuk itu," kata Nicke.

Sementara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa fokus PLN adalah untuk membangun energy storage system atau sistem penyimpanan energi untuk mengatasi kelebihan pasokan listrik yang terjadi saat ini juga untuk mentransmisikan daerah yang potensi listriknya besar dengan pasar.

"Kami membangun energy storage system yang mampu mendistribusikan dan menyimpan energi ini dalam jangka waktu lama dan masih ekonomis," kata Darmawan. Ia menambahkan, PLN akan mengedepankan listrik bersih dari sumber-sumber terbarukan untuk sistem penyimpanan energi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan bahwa kerja sama klaster industri hijau akan membantu perusahaan dalam mencapai target penurunan emisi karbon atau dekarbonisasi.

"Kita rasanya masing masing perusahaan berusaha untuk dekarbonisasi sendiri sendiri. Tetapi melalui payung ini kita bisa terintegrasi," ujar Bakir.

Untuk mencapai target itu, upaya Pupuk Indonesia di antaranya meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan untuk operasional pabriknya. “Green power yang mudah di Pupuk Kujang yang dekat dengan (waduk) Jatiluhur, yang disupport lagi dengan PLTP,” kata dia.

Reporter: Antara