Ekspor CPO Lampaui Sejuta Ton, Harga TBS Diramal Normal Bulan Depan

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan aksi unjuk rasa di wilayah Patung Kuda, Jakarta, Selasa, (17/5/2022). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah untuk mencabut larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diduga menyebabkan anjloknya harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dan mengakibatkan perekonomian rumah tangga petani sawit se-Indonesia menjadi sangat tertekan.
24/6/2022, 14.48 WIB

Karena biaya fiskal tersebut, Gulat menghitung harga CPO dalam negeri menjadi hanya Rp 10.176 per Kg. Alhasil, rata-rata harga yang diterbitkan Dinas Perkebunan per daerah adalah Rp 2.165 per Kg. 

 Gulat mendorong agar pemerintah menurunkan total pungutan ekspor dan bea keluar menjadi US$ 350 per ton dari posisi saat ini US$ 488 per ton. Menurutnya, hal tersebut akan mendongkrak harga TBS menjadi Rp 3.400 per Kg atau naik hampir tiga kali lipat dari posisi saat ini. 

Selain biaya ekspor CPO, Gulat menilai anjloknya harga TBS disebabkan oleh lambatnya ekspor CPO dan turunannya. Gulat menghitung nilai kerugian yang ditanggung petani sejak larangan ekspor adalah senilai Rp 18 triliun, sedangkan sejak Februari 2022 telah mencapai Rp 30 triliun.

"Dari 1.118 unit pabrik sawit, diperkirakan 58 pabrik tutup total, sedangkan 114 unit pabrik buka-tutup. Apakah ini juga karena harga CPO global lagi turun?" kata Gulat. 

 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan nilai ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mencapai US$ 35 miliar pada 2021. Nilai ini meningkat 52,8% dari US$ 22,9 miliar pada 2020.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief