The Fed Peringatkan Krisis Evergrande di Cina dapat Merembet ke AS

123rf.com
Pengembang Cina Evergrande yang menumpuk utang segunung telah mengguncang investor global karena perusahaan berulang kali terancam default atau gagal bayar.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
10/11/2021, 10.59 WIB

Kendati demikian kekhawatiran pasar tidak sebatas pada masalah Evergande. Sentimen terhadap industri properti CIna memburuk di tengah banyak pengembang lainnya seperti Fantasia Holding Group dan Sinic Holdings Group yang telah melewatkan pembayaran kupon utangnya. Sehingga menambah kekhawatiran dampak yang lebih luas di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Dari dalam negeri, Gubernur BI Perry Warjiyo menilai krisis utang perusahaan raksasa Cina Evergande tak akan berdampak terhadap industri keuangan dan properti di Indonesia. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut kondisi properti di Indonesia masih jauh dari kondisi bubble atau gelembung ekonomi yang membesar dalam waktu singkat.

Perry mengatakan saat ini pasokan properti masih lebih tinggi dibandingkan permintaan. Meski begitu, permintaan properti mulai naik, terlihat dari penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada September yang tumbuh 8,67%. Pertumbuhan ini bahkan lebih tinggi dari penyaluran kredit secara keseluruhan yang naik 2,21%.

Perry menyebut kekhwatiran terhadap krisis Evergrande memberi sentimen negatif ke pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia hanya sementara. Hal ini terlihat dari data aliran investasi portofolio sepanjang kuartal III 2021, mencatat arus dana masuk bersih atau net inflow US$ 1,3 miliar.

"Ini membuktikan bahwa kepercayan investor asing kepada saham maupun SBN masih tetap tinggi," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur bulan lalu.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said