Para Menteri Uni Eropa Belum Menyepakati Batas Atas Harga Impor LNG

pixabay.com
Ilustrasi, bendera Uni Eropa.
Penulis: Agung Jatmiko
10/9/2022, 10.14 WIB

Para menteri negara-negara anggota Uni Eropa mendukung gagasan untuk menetapkan batas atas harga impor gas alam (liquified natural gas/LNG). Namun, masih ada ketidaksepakatan terkait seperti apa "batas harga" dalam praktiknya.

Mengutip Energy Intelligence, Jumat (9/9), beberapa menteri energi negara-negara UE ingin melihat batas harga hanya berlaku untuk gas alam Rusia. Sebab, salah satu tujuan utama dari proposal pembatasan harga tersebut, adalah untuk mencegah Moskow menuai keuntungan dari harga yang sangat tinggi setelah memangkas ekspornya ke Eropa.

Namun, meski secara keseluruhan Rusia hanya menyumbang kurang dari 10% dari total pasokan gas Eropa, beberapa negara di kawasan tersebut, masih sangat bergantung pada gas Rusia dan khawatir tentang ancaman Presiden Vladimir Putin untuk memotong semua pasokan jika Uni Eropa menerapkan batas harga.

Sementara itu, sebagian besar dari 27 negara anggota UE mendukung gagasan mencoba membatasi harga untuk semua impor gas alam, termasuk gas pipa dari negara-negara seperti Norwegia dan kargo LNG.

Tetapi beberapa negara, serta Komisaris Energi UE Kadri Simson memperingatkan, bahwa rencana untuk membatasi harga LNG dapat mengakibatkan kargo dialihkan ke pasar dengan harga lebih tinggi. Ini, dikhawatirkan akan merusak keamanan energi Eropa.

Pada akhirnya, para menteri Uni Eropa hanya meminta komisi pada Jumat (9/9) untuk mengeksplorasi seperti apa batasan harga sebagai bagian dari serangkaian 'intervensi pasar darurat dan sementara'.

"Saya pikir batas harga gas, dari sudut pandang pasar, adalah kasus yang paling sulit," kata kata Menteri Perindustrian Ceko Jozef Sikela, dikutip dari Energy Intelligence.

Salah satu sumber Uni Eropa membuat perbandingan dengan dukungan negara-negara anggota G7 baru-baru ini tentang batas harga yang diusulkan untuk minyak Rusia, yang meninggalkan banyak detail untuk diselesaikan nanti.

Para menteri UE juga mendukung proposal untuk mengalokasikan pendapatan produsen listrik "infra-marginal", yakni perusahaan yang menghasilkan listrik dari sumber apa pun selain gas alam berbiaya tinggi.

Proposal yang diajukan ini, berisi usulan untuk mengalokasikan porsi pendapatan tersebut, untuk membantu konsumen yang kesulitan membayar tagihan energi.

Proposal serupa akan mengharuskan produsen bahan bakar fosil untuk melakukan "pembayaran solidaritas" dari keuntungan substansial mereka sendiri, dengan uang tunai, untuk membantu konsumen atau mendanai perluasan lebih lanjut dari energi terbarukan.

Para menteri juga meminta komisi-komisi, serta cabang eksekutif UE, untuk melihat opsi untuk meningkatkan likuiditas pasar energi, yang telah dilumpuhkan oleh tingginya harga baru-baru ini, yang mengharuskan pelaku pasar untuk mengirimkan sejumlah besar sebagai jaminan.