Sakit perut pada anak merupakan permasalahan kesehatan yang sering terjadi. Sakit perut merujuk pada rasa sakit yang berasal dari organ di dalam rongga perut. Berdasarkan The New Encyclopaedia Britannica, organ dalam rongga perut termasuk lambung, hati, kandung empedu, limpa, pankreas, usus halus, ginjal, usus besar, dan kelenjar adrenal.
Seringkali sakit perut pada anak terjadi pada saluran pencernaan. Saluran tersebut terdiri dari organ, sistem saraf, dan otot yang rumit. Tetapi, beberapa saraf anak sangat sensitif. Bahkan, aktivitas usus yang normal dapat mengganggu dan menyebabkan rasa sakit.
Dalam beberapa kasus, menurut Boston Children’s Hospital, sakit perut disebabkan oleh masalah yang sangat spesifik seperti maag, mulas, atau sembelit. Pada kasus lain, penyebabnya mungkin tidak begitu jelas.
Penyebab Sakit Perut pada Anak
Menurut artikel Stomach pain in kids: When to worry oleh divisi Gastroenterologi Anak di fasilitas kesehatan Children's Health Amerika Serikat, ada beragam penyebab sakit perut pada anak. Penyebab paling umum dari sakit perut anak meliputi:
- Gangguan pencernaan.
- Infeksi atau penyakit perut.
- Sembelit.
- Stres atau kecemasan.
- Sindrom iritasi usus atau nyeri perut.
- Apendisitis.
Dalam mengatasi sakit perut anak, perlu diperhatikan bagian perut yang sakit. Lokasi rasa sakit dapat membantu dokter menentukan apa yang menyebabkan rasa sakit. Selain itu, aspek penting lain yang perlu diketahui adalah:
- Tingkat keparahan rasa sakit.
- Kapan sakit mulai terjadi.
- Apa yang membuat sakit.
- Gejala yang menyertai sakit.
Upaya mengatasi sakit perut anak dapat dilakukan dengan memberi obat. Ada berbagai obat sakit perut anak, meliputi obat sakit perut alami dan obat sakit perut kimia.
Obat Sakit Perut Alami untuk Anak
Sakit perut pada anak-anak seringkali dapat diobati dengan perawatan di rumah. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup dan berikan cairan untuk menghindari dehidrasi. Anak dapat diberi obat sakit perut alami yang aman untuk pencernaan.
1. Teh Chamomile
Teh chamomile adalah obat sakit perut alami yang sangat baik untuk anak, menurut Dokter Andrew Weil dari University of Arizona seperti dilansir dari parents.com. Teh chamomile memiliki sifat anti-inflamasi dan obat penenang untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan perut.
Untuk menyiapkan teh chamomile, rebus air lalu rendam kantong teh selama sekitar 10 menit. Setelah teh selesai diseduh, biarkan dingin hingga suhu ruangan dan berikan kepada anak.
2. Pisang
Pisang aman dikonsumsi untuk sakit perut anak karena mudah dicerna dan dapat meredakan sakit perut. Menurut Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, pisang memiliki efek antasid alami untuk menetralkan asam perut sehingga meredakan gangguan pencernaan dan mulas.
Kandungan kalium dalam pisang juga dapat meningkatkan produksi lendir di perut sehingga membantu mencegah iritasi pada lapisan lambung. Asupan harian yang direkomendasikan untuk anak adalah 1-2 pisang ukuran sedang.
3. Pepaya
Makan buah pepaya sangat bermanfaat untuk anak. Pepaya berfungsi untuk menjaga kesehatan pencernaan, mengatasi sakit perut, dan melancarkan buang air besar. Manfaat pepaya didapatkan dari enzim papain dan chymopapain berdasarkan penelitian dalam buku Biotechnology for Beginners.
Enzim papain adalah enzim pencernaan alami yang memecah makanan yang mengiritasi lambung. Sedangkan enzim chymopapain membantu memecah protein dan menenangkan perut.
Pepaya dapat dimakan langsung oleh anak atau dihaluskan untuk meningkatkan kapasitas pencernaan anak dan mengurangi kembung.
Obat Sakit Perut Kimia untuk Anak
Jika obat sakit perut alami tidak bekerja, Anda dapat memberikan obat sakit perut kimia. Pemberian obat sakit perut kimia perlu memperhatikan aturan pakai dan indikasi. Pastikan obat sakit perut yang beredar di apotek resmi sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Obat sakit perut anak dapat berbentuk tablet, kapsul, cair, atau serbuk. Biasanya obat sakit perut anak diformulasikan agar mudah diminum. Adapun macam-macam obat sakit perut anak adalah sebagai berikut.
1. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat pereda nyeri yang umum untuk anak-anak. Obat ini sering digunakan untuk mengobati sakit kepala, sakit perut, sakit telinga, dan gejala pilek. Parasetamol dapat pula digunakan untuk menurunkan suhu tinggi (demam) dan tersedia dalam bentuk tablet atau sirup.
Menurut Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS) BPOM, efek analgesik (pereda nyeri) parasetamol dalam mengatasi sakit perut tidak membuat lambung iritasi. Parasetamol juga tidak mempengaruhi waktu pendarahan (bleeding time) ataupun berinteraksi secara signifikan dengan warfarin (obat pengencer darah).
Dosis parasetamol sesuai aturan BPOM adalah:
- Anak umur 1-5 tahun: 120-250 mg (3.75-7.5 ml).
- Anak umur 6-12 tahun: 250-500 mg (7.5-15 ml).
- Anak umur 13 tahun ke atas: 640 mg (20 ml).
Dosis paracetamol dapat diulangi setiap 4-6 jam jika diperlukan dengan maksimum konsumsi 4 kali dosis dalam 24 jam. Beberapa merk paracetamol meliputi Panadol dan Bodrex khusus untuk anak. Jangan beri paracetamol untuk anak yang memiliki gangguan fungsi hati berat dan hipersensitivitas.
Hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter secepatnya apabila anak mengalami efek samping paracetamol yang tergolong serius, seperti:
- Mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan.
- Urin berwarna gelap, feses berwarna pucat.
- Kuning pada kulit dan mata.
2. Obat Pencahar
Obat pencahar digunakan untuk mengatasi susah buang air besar (BAB) atau konstipasi pada anak. Dalam situs BPOM, penggunaan pencahar pada anak sebaiknya dihindari kecuali diresepkan oleh dokter.
Jika anak mengalami penundaan buang air besar lebih dari 3 hari, anak mungkin merasa nyeri saat pengeluaran tinja yang keras sehingga mengakibatkan fisura ani (luka atau robekan di anus) dan kejang anus. Segera konsultasi ke dokter jika anak mengalami hal itu. Jangan memberi obat pencahar kepada anak berusia kurang dari 6 tahun.
3. Obat Diare
Berdasarkan situs Sehat Negeriku oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 3 derajat dehidrasi diare yang penting diketahui, yaitu:
- Diare Tanpa Dehidrasi. Ciri-cirinya adalah anak tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor (tekanan) kulit kembali segera. Namun, anak akan kehilangan cairan 5% dari berat badan.
- Diare Dehidrasi Ringan/Sedang, biasanya anak mengalami gelisah atau rewel, mata cekung, rasa haus meningkat, turgor kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.
- Diare Dehidrasi Berat. Diare ini ditandai dengan lesu/lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali sangat lambat > 2 detik, dan kehilangan cairan >10% dari berat badan.
Jika anak menderita diare kurang dari 14 hari, maka termasuk dalam penderita diare akut. Jika lebih dari 14 hari, sudah dipastikan penderita mengalami diare kronis/persisten. Untuk mencegah dehidrasi pada anak dan mengembalikan cairan tubuh, anak perlu diberi makan dan minum untuk mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang terbuang.
Obat diare yang cocok untuk anak adalah oralit. Menurut World Health Organization (WHO), oralit merupakan campuran dari air bersih, garam, dan gula yang dapat disiapkan dengan aman di rumah. Oralit diserap di usus kecil untuk menggantikan air dan elektrolit yang hilang dalam kotoran.
Dalam artikel yang ditulis Nenti Resna dan ditinjau oleh dr. Reni Utari berjudul Cara Tepat Pemberian Oralit untuk Bayi, dosis oralit untuk anak pada 4 jam pertama adalah:
- 30 hingga 90 ml setiap jam bagi bayi di bawah 6 bulan.
- 90 hingga 125 ml setiap jam untuk bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun.
- Minimal 125-250 ml setiap jam untuk anak berusia di atas 2 tahun.
Gejala Sakit Perut Anak yang Serius dan Butuh Penanganan Dokter
Orang tua perlu memperhatikan gejala sakit perut anak yang serius. Dari situs web Harvard Health Publishing, gejala tersebut adalah:
- Rasa sakit anak semakin parah hingga anak terus menangis atau menunjukkan bahwa mereka sangat tidak nyaman.
- Ada darah di tinja yang bisa menjadi tanda infeksi serius, penyakit radang usus, atau masalah usus lainnya.
- Anak mengalami muntah darah.
- Ada muntah hijau yang menjadi tanda penyumbatan dalam usus.
- Anak mengalami gatal-gatal, tampak pucat, mengeluh pusing, atau wajahnya bengkak.
- Sakit perut ada di perut sebelah kanan bawah karena area tersebut berpotensi menimbulkan radang usus buntu.
- Anak mengalami demam dan batuk parah.
- Anak mengatakan sakit saat buang air kecil yang menjadi tanda infeksi saluran kemih.
- Anak kehilangan berat badan drastis dan tak kunjung naik.
Setelah memahami penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa obat sakit perut anak ada dua jenis yaitu alami dan kimia. Obat sakit perut alami lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia. Jika timbul gejala serius pada sakit perut anak, segera hubungi dokter untuk perawatan.