Pare (momordica charantia L) merupakan tanaman tropis yang hidup di dataran rendah dan tergolong ke dalam jenis tanaman liar yang dapat dibudidayakan di tanah kosong. Anda juga bisa menemukan budidaya tanaman pare di ladang, halaman rumah, merambat pada anjang-anjang (rangka kayu) bambu, atau bahkan merambat pada pohon dan pagar.
Pare mudah tumbuh dan tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur ditempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari. Sehingga, Anda tidak perlu kewalahan untuk mendapat manfaat pare, karena cukup mudah ditemukan.
Sayangnya, tanaman semusim ini hanya berumur setahun. Tanaman pare memiliki sulur mirip spiral yang membelit kuat untuk merambat, mempunyai banyak cabang, serta batang persegi lima.
Tanaman pare berdaun tunggal, serta berjajar di antara batang. Bentuknya bulat panjang sekitar 3,5-8,5 centimeter (cm), lebar 4 cm, memiliki pangkal berbentuk jantung, dengan warna cenderung hijau tua.
Bagian utama tanaman pare yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi adalah buahnya. Bagi para petani, menjajakan buah pare menjadi alternatif sumber penghasilan dan peningkatan pendapatan. Bagi konsumen, buah pare tak hanya dijadikan berbagai jenis masakan, tapi juga mempunyai fungsi ganda sebagai tanaman obat.
Tanaman Pare tergolong dalam bangsa cucurbitaceae, jenis momordica charantia L. dengan sebarannya meliputi Tiongkok, India dan Asia Tenggara. Bagi masyarakat Jepang bagian Selatan, buah pare kerap dimanfaatkan sebagai obat pencahar, laksatif dan obat cacing (Okabe et al. 1980). Di India, ekstrak buah pare digunakan sebagai obat diabetik, rheumatik, obat gout, obat penyakit liver dan obat penyakit limfa.
Di Indonesia, selain dikenal sebagai sayuran, pare juga secara tradisional digunakan sebagai peluruh dahak, obat penurun panas dan penambah nafsu makan. Selain itu, daunnya dimanfaatkan sebagai peluruh haid, obat luka bakar, obat penyakit kulit dan obat cacing.
Sejak diketahui kalau tanaman pare berkhasiat terhadap kesehatan, beberapa peneliti berusaha mengetahui dan mengisolasikan bahan yang terkandung dalam tanaman Pare. Sebagai bangsa cucurbitaceae, buah pare juga mengandung bahan glikosida triterpen atau kukurbitasin.
Kandungan Nutrisi Pare
Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia (DKPI), setiap 100 gram pare segar dan dalam kondisi mentah memiliki beragam kandungan nutrisi seperti:
- Air: 94,4 gram
- Kalori: 19 kkal
- Protein: 1,0 gram
- Lemak: 0,4 gram
- Karbohidrat: 3,6 gram
- Serat: 1,3 gram
- Kalsium: 31 miligram
- Fosfor: 65 milligram
- Zat besi: 0,9 miligram
- Natrium: 5,0 miligram
- Kalium: 277,7 miligram
- Tembaga: 0,03 miligram
- Zinc: 0,8 miligram
- Retinol (Vit. A): 0,0 mikrogram
- Beta karoten: 197 mikrogram
- Karoten total: 80 mikrogram
- Thiamin (Vit. B1): 0,18 miligram
- Riboflavin (Vit B2): 0,04 miligram
- Niacin (Vit. B3): 0,4 miligram
- Vitamin C: 58 miligramPare (Freepik)
Manfaat Pare untuk Kesehatan Tubuh
Khasiat yang dimiliki buah pare juga baik digunakan untuk tubuh. Berikut beberapa manfaat pare untuk kesehatan.
1. Mengendalikan gula darah
Pare memiliki kandungan magnesium yang berfungsi memaksimalkan kerja hormon insulin. Dikutip dari World Journal of Diabetes, kondisi diabetes tipe 2 sering dikaitkan dengan kekurangan magnesium dalam tubuh.
Magnesium yang Anda peroleh dari pare, dapat memaksimalkan insulin yang bertugas mengatur kadar gula darah. Dengan begitu, pare bisa Anda jadikan pilihan makanan untuk membantu menurunkan gula darah. Selain itu, pare juga mampu mencegah penumpukkan glukosa dalam darah dan memindahkannya ke hati, otot, dan jaringan lemak.
Meskipun begitu, kandungan pare tidak serta-merta dapat Anda gunakan untuk pra-diabetes atau diabetes. Anda perlu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter untuk mendapatkan manfaat pare lebih baik terbaik.
2. Meningkatkan kekebalan tubuh
Pare mengandung senyawa antioksidan yang berlimpah, salah satunya vitamin C. Antioksidan membentuk pertahanan terhadap benda asing yang akan merusak tubuh, seperti radikal bebas yang bisa menyebabkan sejumlah penyakit.
Anda bisa memperoleh sekitar 58 miligram vitamin C dalam 100 gram buah pare. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi setengah kebutuhan vitamin C harian orang dewasa, yakni 90 miligram untuk pria dan 75 gram untuk wanita.
Penelitian juga menunjukkan, pare mengandung beberapa agen antibakteri dan antivirus. Pare juga mengandung agen anthelmintik, yakni senyawa antiparasit yang bisa membantu mengeluarkan cacing parasit dari dalam tubuh.
3. Menjaga kesehatan mata
Pare mengandung senyawa flavonoid, seperti α-karoten, β-karoten, lutein, dan zeaxanthin yang bisa membantu meningkatkan kesehatan mata Anda. Kandungan lain pada pare juga dapat mencegah katarak dan glaukoma yang disebabkan oleh komplikasi diabetes.
Berkat kandungan nutrisi ini, pare dapat meningkatkan fungsi penglihatan terutama bagi Anda yang mengalami gangguan rabun senja, serta memperlambat degenerasi makula.
4. Meredakan asma dan gangguan pernapasan lainnya
Kandungan pare mampu mencegah penyakit pernapasan umum, seperti batuk, flu, atau pilek. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, jus dari buah pare digunakan untuk mengobati kondisi pernapasan tertentu, seperti batuk kering, bronkitis, dan asma selama ratusan tahun.
Pare memiliki sifat antihistamin, anti-inflamasi, dan antivirus yang membuat pare menjadi makanan tambahan yang ideal dalam menjaga kesehatan pernapasan.
5. Mengobati masalah kulit
Manfaat pare lainnya adalah sebagai pengobatan alternatif untuk berbagai masalah kulit, baik yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri.
Senyawa antijamur dan antibakteri yang terdapat dalam daun pare bisa membantu melawan infeksi kulit, termasuk kurap (ringworm) dan kudis (scabies). Caranya, Anda cukup mengekstrak daun pare dan oleskan pada area kulit yang mengalami gangguan.
Senyawa anti-inflamasi dalam buah pare dapat mengobati kondisi kulit, seperti eksim dan psoriasis. Pare juga dapat membantu menghentikan aktivitas guanylate cyclase, yakni enzim yang dapat memperburuk kondisi psoriasis.
6. Membantu mengobati HIV dan herpes
Sebuah penelitian yang diterbitkan Biomedical and Pharmacology Journal, menunjukkan bahwa komposisi fitokimia pare, yakni MAP30 berupa senyawa antivirus, dapat menghambat aktivitas HIV atau human immunodeficiency virus. HIV secara spesifik menyerang sel CD4 yang berperan dalam perlawanan infeksi.
Protein MAP30 pada pare dapat menghambat infeksi HIV baru, caranya dengan merangsang sistem kekebalan dan menghasilkan lebih banyak sel CD4.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa protein MAP30 pada pare dapat membantu mengobati pasien herpes simpleks virus-1 (HSV-1), dengan menghambat reproduksi virus dan mengurangi kemampuannya membentuk plak.
7. Meningkatkan kesehatan tulang dan penyembuhan luka
Pare juga mengandung vitamin K, yakni salah satu jenis vitamin yang larut dalam lemak. Manfaat vitamin K salah satunya adalah mengatur pembekuan darah normal, dengan membantu pembentukan protrombin. Kekurangan protrombin dapat membuat tubuh Anda mudah memar meski hanya mengalami cedera ringan.
Studi yang diterbitkan Journal of Osteoporosis menyebutkan, asupan makanan sumber vitamin K dapat meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko mengalami patah tulang.
Hal ini dikarenakan, vitamin K pada pare dapat membantu menyebarkan kalsium ke seluruh tubuh. Vitamin K juga membantu pembentukan protein osteokalsin untuk proses pengerasan tulang.
8. Meningkatkan kesehatan pencernaan
Selain rendah kalori, buah pare juga kaya kandungan serat. Serat makanan tersebut membantu melancarkan pencernaan dan gerakan peristaltik makanan melalui sistem pencernaan.
Pare dipercaya memiliki efek pencahar alami yang dapat membantu meredakan sembelit atau konstipasi. Senyawa antibakteri pada pare juga dapat membantu melawan bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) yang menyebabkan tukak lambung.
Tingginya kandungan charantin pada pare, mampu membantu meningkatkan serapan glukosa dan sintesis glikogen. Hal ini dapat membantu Anda menurunkan berat badan berlebih dengan mengurangi penyimpanan sel-sel lemak.
Meski memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun buah pare tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil. Percobaan pada tikus menunjukkan pemberian jus pare menyebabkan keguguran.