Erick Thohir Sebut Lebih Enak Jadi Pengusaha daripada Menteri

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, Menteri BUMN Erick Thohir melambaikan tangannya saat berjalan memasuki Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
17/1/2020, 14.38 WIB

Ia hanya menjelaskan bahwa ancaman meningkat ketika dirinya berusaha menyelesaikan persoalan di Asuransi Jiwasraya dan Asabri. "Itu (ancaman) makanan sehari-hari, apalagi ada Jiwasraya dan Asabri,” kata dia.

Erick menilai, BUMN harus mampu berperan dalam hal ketahanan pangan dan energi hingga kesehatan. Dengan begitu, semua masyarakat merasakan manfaat dari setiap rupiah uang negara yang dibelanjakan.

(Baca: Mahfud dan Erick Thohir Dukung Polisi Usut Dugaan Korupsi Asabri)

Apalagi, total belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN mencapai Rp 2.400 triliun. Jumlah itu lebih besar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang senilai Rp 2.200 triliun.

Karena itu, menurut dia BUMN harus memiliki dampak kepada masyarakat. Dia mengatakan, BUMN mengalokasikan sekitar 34% dana untuk tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR. Sedangkan swasta hanya 5%.

Secara keseluruhan, Erick menegaskan dirinya bakal terus menjalankan tugas sebagai Menteri BUMN. Apalagi, jabatan itu sudah diamanatkan oleh Presiden Jokowi kepada dirinya.

Erick juga mengaku bakal menolak jika ditawari masuk partai politik. “Tidak (terpikir gabung partai politik). Jalur saya tetap di profesional," katanya.

(Baca: Menteri Erick Pastikan Dana Nasabah Jiwasraya Dicicil Mulai Februari)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin