Adu Kuat Perusahaan Logistik Berebut Pasar E-Commerce

J&T Express
Armada J&T Express saat menggelar konvoi di Jakarta pada 10 September 2017 lalu.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
14/8/2018, 19.06 WIB

"Sekarang layananya JNE Reguler. Secara bertahap ditingkatkan ke layanan JNE Pick up Point (Pipo) supaya penjual tak perlu lagi mendatangi gerai," ujar Head of Seller Operations JNE Agusnur Widodo di Jakarta, Selasa (14/8).

Sementara itu, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) meluncurkan fitur Jemput Online (Jempol) untuk pengusaha e-commerce sejak 2017. Managing Director TIKI Tomy Sofhian mengakui, persaingan di bisnis ini bakal lebih ketat sepanjang 2018. Meski begitu, ia yakin pengiriman barang tumbuh 30% pada 2018. “Kami akan terus menjalani program kami berdasarkan kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

(Baca juga: Modalku Cairkan Rp 2 Triliun Kredit UMKM di Tiga Negara)

Pemain logistik global, DHL Express pun mengakui potensi bisnis digital Indonesia dengan membuka layanan khusus pengiriman barang e-commerce. "Potensinya besar. Maka kami fokus di e-commerce tahun ini," kata Senior Technical Advisor untuk DHL Express Indonesia Ahmad Mohamad.

Sementara pemain baru, J&T Express justru langsung menyasar layanan logistik e-commerce sejak 23 Oktober 2017. J&T Express pun sudah menggandeng Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan beberapa e-commerce lain.

"Investor jor-joran investasi di platform e-commerce di Indonesia. Kami support mereka berkembang lebih cepat," kata CEO J&T Ekspress Robin Lo saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/8).

J&T Express juga merambah ke empat negara yakni Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Sebab, sama seperti Indonesia, potensi bisnis e-commerce di keempat negara ini juga menggiurkan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati