Lazada Gaet Chilibeli, Persaingan E-Commerce Jual Sembako Makin Ketat

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Ilustrasi, penjual sayuran dan buah menggunakan masker dan alat pelindung wajah saat melayani pembeli di pasar tradisional Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/6/2020).
3/9/2020, 19.18 WIB

Berdasarkan riset Facebook dan Bain & Company, penjualan bahan pokok melonjak drastis selama pandemi Covid-19. Sekitar 35-43% konsumen digital membeli bahan makanan kemasan, bahan makanan segar, dan minuman non-alkohol.

Konsumen yang membeli bahan makanan secara online meningkat hingga 8,4 kali selama April-Juni. Sedangkan penjualan minuman non-alkohol melonjak 6,6 kali.

Peningkatan permintaan juga dialami layanan e-commerce, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:

Hal itu mendorong banyak e-commerce seperti Tokopedia,  Shopee, dan Bukalapak memperkuat pemasaran bahan pokok di platform-nya. Bukalapak menyediakan fitur Groceries HappyFresh pada Juli lalu.

"Seluruh pengguna sekarang dapat berbelanja di grocery stores pilihan mereka dengan tetap menjalankan protokol kesehatan”, ujar Director of Fintech, Payment and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana, Juli (13/7) lalu.

Bukalapak mencatatkan kenaikan transaksi bahan pokok 3,5 kali lipat selama pandemi. Tokopedia juga mencatat, makanan siap masak dan bahan pangan merupakan produk yang paling banyak dicari di platform.

Sedangkan Shopee mencatatkan peningkatan transaksi produk kebutuhan pokok dan makanan empat kali lipat. Perusahaan asal Singapura ini pun merilis fitur khusus makanan, Shopee Food.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan