Merger dan Akuisisi Startup E-Commerce Bakal Marak Tahun Depan

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Penulis: Desy Setyowati
2/11/2020, 13.17 WIB

Sebelumnya, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro juga memperkirakan bahwa merger dan akuisisi di sektor e-commerce akan mulai terjadi di tahun ini. “Arah kedepan sepertinya menuju konsolidasi antarpemain,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, Oktober lalu (26/10). “Tahun ini sudah mulai, karena hanya yang modalnya besar yang bisa terus ‘bakar uang’.”

Hal itu karena konsumen di Indonesia sangat sensitif terhadap harga, sehingga e-commerce butuh dana besar untuk memberikan promosi. Selain itu, perlu memperkuat platform dari sisi suplai produk, tampilan hingga logistik.

Meski begitu, secara umum pasar perdagangan online di Indonesia masih sangat besar. Riset Google, Temasek dan Bain and Company bertajuk e-Conomy SEA 2019 pun memperkirakan, nilai transaksi bruto (gross merchandise value/GMV) e-commerce di Indonesia US$ 20,9 miliar pada 2019, sebagaimana tertera pada Databoks di bawah ini:

Hal senada disampaikan oleh Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo. “Merger dan akuisisi, konsolidasi industri akan semakin marak,” kata dia kepada Katadata.co.id. Ini karena perusahaan akan mulai meningkatkan efisiensi rantai pasokan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati