Google Ungkap Alasan 50% Pengusaha Perempuan Belum Berjualan Online

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Karyawan menyusun masker yang terbuat dari kain jumputan di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (30/9/2020).
18/12/2020, 15.13 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, separuh lebih pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perempuan belum berjualan online atau memanfaatkan layanan digital lainnya. Google Indonesia menilai, ini karena literasi digital yang rendah.

Padahal, 64,5% dari total UMKM Indonesia dikelola oleh perempuan. Riset Sasakawa Peace Foundation and Dalberg pun menunjukkan, persentase wirausaha perempuan di Nusantara 21%, lebih tinggi dibanding rata-rata global 8%.

“Itu karena kurangnya literasi (digital) dan keterampilan,” kata Product Marketing Manager for Brand and Reputation Google Indonesia Dora Songco dalam webinar bertajuk ‘Perempuan Pelaku UMKM: Berkembang dengan Memanfaatkan Teknologi Digital’, Jumat (18/12).

Berdasarkan riset Google, 40%-50% perempuan di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi. "Tapi tidak mengembangkan usaha," kata Dora. Padahal, 80% dari UMKM yang menerapkan teknologi digital mengalami kenaikan omzet.

Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), indeks literasi digital masyarakat Indonesia masuk kategori sedang, yakni 3,47 dari 5. Tingkat yang tertinggi yakni di bagian tengah, seperti Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

Indeks tersebut berdasarkan hasil survei terhadap 1.670 responden, yang dilakukan selama 18-31 Agustus lalu. Responden merupakan anggota rumah tangga berusia 17-30 tahun dan mengakses internet tiga bulan terakhir. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 2,45%.

Penyebab lainnya yakni faktor domestik. Berdasarkan pengalaman Google berinteraksi dengan pelaku UMKM perempuan, banyak yang khawatir tidak lagi berfokus pada keluarga jika mengembangkan usaha. "Padahal, urusan domestik ini seharusnya bisa diatasi jika menggunakan teknologi."

Oleh karena itu, menurutnya pemerintah dan industri perlu menggencarkan pelatihan bagi wirausaha perempuan. Kali ini, Google menggaet Danone Indonesia membuat program pelatihan literasi digital Women Will kepada 700 ibu-ibu mitra usaha bisnis AQUA Home Service (AHS) dan Warung Anak Sehat.

Materi yang diberikan terkait pemanfaatan teknologi digital untuk optimalisasi bisnis. "Ini untuk membangun kesiapan mental berwirausaha dan penguatan business mindset," ujar VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto.

Asisten Deputi bidang Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Destri Ana Sari mengatakan, pemerintah sudah menggelar berbagai program yang mendorong pengusaha perempuan mendigitalisasikan bisnis. Salah satunya Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). 

Melalui Gernas BBI, pemerintah memberikan stimulus kepada UMKM dan ultramikro sekitar Rp 123 triliun dari total anggaran pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 607 triliun. Dana ini direalisasikan dalam bentuk subsidi bunga, jaminan kredit, relaksasi pajak, dan bantuan produktif kepada UMKM terdampak pandemi.

"Awalnya baru 8 juta UMKM yang on-boarding digital di awal 2020. Dengan BBI, per November kemarin ada yang on-boarding baru 2,9 juta UMKM," kata Destri.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan