Induk TikTok, ByteDance gencar mengembangkan lini bisnis perdagangan online atau e-commerce. Perusahaan asal Cina pun meluncurkan aplikasi khusus penjual bernama TikTok Seller.
ByteDance mengembangkan aplikasi tersebut di Singapura. "Aplikasi ini diluncurkan pekan lalu saat pendiri ByteDance Zhang Yiming mengunjungi negara tersebut," kata tiga sumber dikutip dari South China Morning Post, Senin (22/11).
Pedagang dapat mengelola toko digital agar bisa berjualan di platform video pendek TikTok melalui aplikasi tersebut. Ada beberapa fitur yang tersedia, seperti pendaftaran penjual, manajemen produk, manajemen pesanan, pengembalian dana, manajemen promosi, layanan pelanggan, analisis data hingga edukasi penjual.
"Melalui aplikasi tersebut, merek (brand) di TikTok bisa mendapatkan outlet kreatif untuk terhubung secara otentik dengan audiens,” kata perwakilan TikTok.
TikTok merambah layanan e-commerce sejak 2019 melalui fitur TikTok Shop di aplikasi. Influencer dapat mengarahkan pengikut ke akun sponsor. Sedangkan calon konsumen dapat mengeklik tautan yang ada pada profil, lalu diarahkan ke toko online.
Tahun lalu, ByteDance berkolaborasi dengan perusahaan e-commerce asal Kanada Shopify. Jutaan penjual di Shopify bisa mempromosikan barang dagangan mereka di platform TikTok.
"Kami sangat senang menjadi mitra pertama yang menyambut TikTok ke dunia e-commerce," kata Wakil Presiden Shopify, Satish Kanwar dalam pernyataan resmi dikutip dari Reuters, pada Oktober tahun lalu (27/10/2020).
TikTok juga menggandeng perusahaan jaringan perdagangan ritel Walmart untuk meningkatkan strategi periklanan. Walmart memanfaatkan fitur belanja online di TikTok untuk menyasar konsumen muda.
ByteDance juga menyasar pasar e-commerce di Asia Tenggara. Di Indonesia, TikTok membuka lowongan pekerjaan untuk posisi bisnis dan operasional. “Seperti posisi category lead, logistik, dan pengembangan bisnis," demikian dikutip dari Tech In Asia, pada Februari (22/2).
Saat ini, TikTok mencari tenaga kerja untuk posisi pengembangan teknologi seperti software engineer dan data engineer di Singapura.
TikTok juga membuat situs web edukasi tentang penjualan online bernama ‘TikTok Shop Seller University’. Ini merupakan langkah awal uji coba fitur belanja online di aplikasi bagi pengguna Indonesia.
ByteDance gencar mengembangkan layanan belanja online karena potensinya yang besar. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2021, di Asia Tenggara, total nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) e-commerce diprediksi melonjak 62% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 120 miliar tahun ini dan naik 18% menjadi US$ 234 miliar pada 2025.
Satu dari dua pembeli di Asia Tenggara menunjukkan frekuensi pembelian yang lebih tinggi sejak pandemi corona. "Hasilnya, kami juga melihat peningkatan penekanan pada kelekatan pengguna dan pertumbuhan nilai pesanan seiring dengan meningkatnya penetrasi, di atas upaya akuisisi pengguna yang berkelanjutan," demikian dikutip dari laporan tersebut, dua pekan lalu (10/11).