Situasi Mencair, Tiongkok Izinkan Perusahaan Jack Ma Kelola Fintech

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
CEO Tesla Inc Elon Muck dan Ketua Eksekutif Alibaba Group Holding Ltd Jack Ma menghadiri Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia (WAIC) di Shanghai, China, Kamis (29/8/2019).
Editor: Yuliawati
4/6/2021, 14.33 WIB

Perusahaan afiliasi Alibaba, Ant Group, baru-baru ini mendapatkan persetujuan dari Tiongkok untuk mengoperasikan perusahaan pembiayaan konsumen mereka. Langkah itu dianggap sebagai kemajuan setelah perusahaan milik Jack Ma kerap kali mendapat tekanan dari pemerintah Tiongkok.

Perusahaan pembiayaan yang mendapat izin tersebut disebut-sebut bernama Chongqing Ant Consumer Finance. Perusahaan baru ini akan menampung dua unit bisnis yang selama ini mengoperasikan layanan pinjaman Ant Group yakni Huabei dan Jiebei.

Entitas baru ini akan terdaftar dengan total modal sebesar 8 miliar yuan atau US$ 1,24 miliar (Rp 17,9 triliun). Ant Group akan memegang 50% saham dan menyumbangkan 4 miliar yuan atau US$ 684 juta (Rp 8,9 triliun). Sedangkan, enam pemegang saham lainnya akan memberikan kontribusi 4 miliar yuan dan memegang 50% sisanya.

"Melalui entitas baru ini, Ant Group akan memberikan layanan pinjaman personal dan penerbitan obligasi," kata Komisi Pengaturan Perbankan dan Asuransi Tiongkok dikutip dari CNBC International pada Kamis (3/6).

Juru bicara Ant Group mengatakan, perusahaan saat ini akan berkerja sama dengan pemegang saham lainnya untuk meningkatkan kualitas layanan. “Di bawah bimbingan regulator, Ant akan mengembangkan layanan untuk melayani kebutuhan konsumen, dan terus meningkatkan kualitas keuangan serta kemampuan manajemen risiko,” katanya.

Analis menganggap, persetujuan Beijing atas pengoperasian perusahaan pembiayaan dari Ant Group merupakan langkah maju setelah beberapa kali Ant Group menghadapi tekanan. “Sangat positif, Ant Group akhirnya menerima lisensi pembiayaan konsumen,” kata analis industri pembayaran dari ShowFin Kou Xiangtao dikutip dari Financial Times pada Kamis (3/6).

Persetujuan yang diterima Ant Group diperkirakan akan memperluas pasar perusahaan. Ant Group juga dapat mengemas sebagian dari pinjaman yang dikeluarkannya sebagai sekuritas beragun aset.

Bisnis peminjaman telah menyumbang sekitar 39% terhadap pendapatan Ant Group. Namun, sebelumnya, bisnis peminjaman Ant Group dijalankan melalui Huabei dan Jiebei.

Regulator bidang keuangan Tiongkok kemudian meminta Ant Group merombak struktur bisnis perusahaan. Bank sentral telah memanggil eksekutif Ant Group pada Desember tahun lalu. “Kami meminta mereka ‘memperbaiki’ layanan pinjaman, asuransi, dan manajemen kekayaan atau investasi,” kata People's Bank of China (PBOC) dalam pernyataan resmi, dikutip dari Bloomberg, tahun lalu (27/12).

Sebelum Ant Group merombak bisnisnya, pemerintah Tiongkok menekan perusahaan milik Jack Ma tersebut. Tekanan itu membuat Ant Group menunda rencana IPO yang diperkirakan dapat meraup dana segar US$ 37 miliar (Rp 536,5 triliun). Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar (Rp 426,3 triliun) di bursa Riyadh pada Desember 2019.

Alibaba memutuskan untuk menunda IPO Ant Group setelah Jack Ma bertemu dengan PBOC pada awal November tahun lalu. Pertemuan dilakukan seminggu setelah Ma mengkritik bank sentral Tiongkok tersebut telah menghambat inovasi bisnis pinjaman online.

Sedangkan, otoritas Tiongkok menilai bahwa tata kelola afiliasi Alibaba itu di bawah standar, meremehkan persyaratan peraturan, dan terlibat dalam arbitrase peraturan. Bank sentral juga menganggap Ant menggunakan dominasinya untuk menekan pesaing dan merugikan kepentingan ratusan juta konsumen.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan