Token ASIX besutan Anang Hermansyah dilarang untuk diperdagangkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Apa bedanya dengan aset kripto seperti bitcoin dan ethereum, serta NFT atau Non-Fungible Tokens?
Bappebti menyebutkan bahwa token kripto milik Anang Hermansyah itu dilarang untuk diperdagangkan. Ini karena belum masuk daftar 229 aset kripto yang diizinkan diperjualbelikan.
"Dapat kami sampaikan bahwa token ASIX dilarang untuk diperdagangkan,” kata Bappebti melalui akun Twitter @IndoBappebti, Kamis (10/2). Ini disampaikan untuk menjawab salah satu pertanyaan pengguna.
Alasannya, “tidak termasuk dalam 229 aset kripto yang boleh diperdagangkan dalam transaksi aset kripto di Indonesia,” ujar Bappebti.
Hal itu diatur dalam Peraturan Bappebti Nomor 7 tahun 2020 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik.
Anang meluncurkan ASIX pada akhir bulan lalu (27/2). Token ini bisa digunakan untuk bermain game play-to-earn (P2E). Di dunia NFT, gim ini dikenal dengan istilah GameFi atau gabungan gaming dan decentralized finance (DeFi).
ASIX bekerja sama dengan lima pengembang game yakni Congklak, Bekel, Layangan Battlefield, Komodochain, dan We Are Papua.
Selain itu, digunakan untuk pengembangan marketplace NFT dan membangun metaverse bernama Nusantara Land.
Apa Beda Koin Kripto, Token Kripto, dan NFT?
Co-founder sekaligus CEO Mudrex Edul Patel menyampaikan bahwa koin kripto memiliki blockchain sendiri. Sedangkan token dibangun di atas blockchain yang sudah ada.
“Keduanya adalah aset digital, dan memiliki kegunaannya masing-masing,” kata dia dikutip dari Economic Times, bulan lalu (17/1).
Co-Founder sekaligus CEO Giottus Cryptocurrency Exchange Vikram Subburaj mengatakan, bagi seorang investor, koin dan token kripto mewakili utilitas tertentu. Sedangkan harganya ditentukan oleh seberapa masif adopsinya.
Koin kripto seperti bitcoin dan ethereum beroperasi di blockchain. Ini berarti, blockchain melacak semua transaksi yang melibatkan koin kripto aslinya.
Misalnya, semua transaksi ether dilakukan di blockchain ethereum. Ether adalah token asli dari blockchain ethereum. Setiap transaksi dienkripsi dan hanya dapat diakses oleh anggota jaringan.
Saat Anda melakukan transaksi dengan ether, itu dilakukan di blockchain ethereum. Sedangkan transaksi bitcoin dilakukan di blockchainnya sendiri.
Semua transaksi koin dicatat dalam blockchain dan umumnya ada cara untuk menambang koin berdasarkan algoritme konsensus. Setiap blockchain akan memiliki satu koin terkait.
Oleh karena itu, “koin pada umumnya hanya sedikit,” kata Subburaj.
Apa Itu Koin Kripto?
Koin kripto adalah replika uang. Aset digital ini dapat ditambang dengan cara tradisional atau sistem proof of work maupun modern lewat proof of stake.
Proof of work merupakan protokol yang bertujuan mencegah dari serangan siber seperti Distributed Denial-of-Service (DDoS) yang ingin menguras sumber daya sistem dengan cara mengirim permintaan-permintaan fiktif.
Para penambang biasanya melakukan berbagai percobaan hash sehingga hash power atau tenaga komputasi yang dimiliki semakin banyak. Ini memungkinkan miner melakukan lebih banyak percobaan setiap detiknya.
Penambang dengan hash rate tinggi mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menemukan solusi tepat untuk blok berikutnya. Algoritme konsensus proof of work memastikan penambang hanya bisa melakukan validasi transaksi di blok, baru kemudian menambahkannya ke blokchain.
Penambahan ke blockchain baru bisa dilakukan ketika node yang tersebar di jaringan mencapai konsensus dan menyetujui bahwa hash blok dari penambang adalah bukti pekerjaan atau proof of work yang sah.
Sedangkan algoritme proof of stake menggunakan mekanisme di mana blok baru divalidasi berdasarkan stakeholder atau jumlah koin yang dimiliki.
Delegate proof of stake (DpoS) memanfaatkan sistem voting. Konsensus DPoS juga digunakan oleh blockchain berbasis Vexanium untuk memilih blockproducers aktif yang akan berwenang memvalidasi blok valid di jaringan blockchain.
Proses DPoS di blockchain Vexanium terjadi di dua layer, sehingga hanya 50% dari proses konsensus. Sisanya terlibat pada proses aktual untuk mengonfirmasi setiap blok sampai final, dengan cara ABFT atau Asynchronous Byzantine Fault Tolerant.
Jadi ada dua lapisan yang terlibat pada model konsensus Vexanium yaitu yang asli dan DPoS.
Apa Itu Token Kripto?
Tidak seperti koin kripto, token tidak memiliki blockchain sendiri. Mereka beroperasi di blockchain koin kripto.
Misalnya, banyak token berjalan di ethereum. Stablecoin, yang nilainya biasanya dipatok dengan dolar AS merupakan bagian dari kategori ini.
Transaksi koin kripto ditangani oleh blockchain, sementara token bergantung pada kontrak pintar atau smart contract.
Kontrak pintar adalah serangkaian kode yang memfasilitasi perdagangan antara dua pengguna. Setiap blockchain menggunakan beberapa nomor kontrak pintar.
Satu blockchain dapat menampung ribuan token. “Token di ethereum termasuk Maker, BAT, Tether dan banyak lagi,” kata Subburaj.
Token atau NFT yang tidak dapat dipertukarkan. Keduanya merupakan bukti kepemilikan.
Jadi perubahan kepemilikan dialihkan secara manual. Ini artinya, token dipindahkan secara fisik dari satu tempat ke tempat lain.
“Melihat dari sudut pandang investasi, token lebih baik daripada koin karena memiliki tujuan tertentu. Ini tidak akan pernah hilang permintaan dengan mudah kecuali aplikasi di dunia nyatanya punah,” kata Patel dari Mudrex.
Apa Itu NFT?
CNN melaporkan, NFT adalah aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game. Aset digital ini tidak dapat digandakan atau diganti.
NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya. Dengan begitu, karya ini bisa diverifikasi keasliannya dan dapat diperdagangkan melalui blockchain.
Aset digital jenis itu membawa nilai sentimental atau artistik yang hanya dapat dimiliki oleh satu pemilik. Ini mirip dengan token utilitas, namun tak dapat digunakan untuk layanan seperti gim dan lainnya.