Korban Robot Trading Diduga Rugi Triliunan, Bappebti: Belum Ada Aturan

OJK
Ilustrasi robot trading
Penulis: Desy Setyowati
25/3/2022, 11.18 WIB

Di satu sisi, investasi bodong berkedok robot trading disebut-sebut merugikan pengguna triliunan rupiah. Berdasarkan laporan sejumlah media, aktor Chris Ryan mengaku kehilangan total Rp 5 triliun imbas investasi ilegal ini.

Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri pun menyita barang bukti berupa 63 bundel dokumen terkait robot trading Fahrenheit. Berkas ini disita dari tersangka direktur PT FSP Akademi Pro Hendry Susanto (HS).

FSP Akademi Pro adalah perusahaan yang mengelola robot trading bodong Fahrenheit. "Selain tangkap dan tahan, penyidik menyita barang bukti,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan di Mabes Polri Jakarta, Kamis.

Hendry Susanto ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan selama 20 hari di Rutan Bareskrim Polri, terhitung sejak 22 Maret sampai 10 April.

Kasus itu dilaporkan terkait perkara dugaan tindak pidana menawarkan produk tidak sesuai janji, iktikad iklan maupun promosi dan/atau pelaku usaha distribusi, yang menerapkan sistem skema Piramida (ponzi) dan/atau pelaku usaha melakukan distribusi penjualan tanpa memiliki izin dan/atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait penjualan paket robot trading Fahrenheit.

Tindak pidana tersebut sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, perdagangan dan pelanggaran TPPU di Jakarta, Surabaya, dan sejumlah wilayah lain di Indonesia.

Dalam perkara itu, penyidik memeriksa 10 saksi, yakni EM, WP, TR, PN, DIW, RT, DI, IKW, THT, dan MR. “Selain itu, melakukan pemeriksaan terhadap tersangka HS selaku direktur PT FSP Akademi Pro," katanya.

PT FSP Akademi Pro tidak memiliki izin dari Kementerian Perdagangan untuk menawarkan robot trading Fahrenheit. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan PT Lotus Global Buana, yang bertindak sebagai broker tanpa izin dari Bappebti.

"Jumlah kerugian diperkirakan ratusan miliar. Ini masih terus ditelusuri dan di-tracing oleh penyidik. Ahli yang akan menghitung kerugian total dari para korban," ujar Ramadhan.

Halaman:
Reporter: Antara