Atasi Video Prank dan Hoaks Virus Corona, WHO Buat Akun TikTok

123RF.com/Alexey Malkin
Ilustrasi aplikasi video musik pendek TikTok
2/3/2020, 10.57 WIB

Para petinggi WHO mengatakan bahwa setiap orang harus bersiap menghadapi covid-19. Untuk dapat mempersiapkan diri, alasan dan fakta harus lebih besar daripada rasa takut terhadap wabah tersebut.

(Baca: Dinilai Berbahaya, TikTok Larang Video Prank Skull-Breaker Challenge)

Pada bulan lalu, WHO bermitra dengan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan sekarang TikTok. Hal ini bertujuan mendistribusikan informasi yang akurat di tengah maraknya hoaks dan meme yang disinformasi.

Sebagai contoh, video dua remaja menumpahkan Kool-Aid di kereta bawah tanah New York City dan berpura-pura cairan itu berisi virus. Lalu, ada video prank laki-laki mengenakan masker terjatuh dan tak sadarkan diri di Rusia. Pelaku lantas dipenjara lima tahun.

YouTuber di Filipina juga membuat video prank atau guyonan terkait virus corona di mal. Pria yang mengenakan masker itu berpura-pura terjatuh dan mengejang, seolah-oleh terinfeksi virus corona.

Karena itu, WHO gencar bekerja sama dengan platform media sosial guna memberikan informasi akurat terkait covid-19. (Baca: Amazon Cekal 1 Juta Lebih Produk Palsu Antivirus Corona & Sangat Mahal)

Pada platform Facebook pun muncul disinformasi. Karena itu, Facebook bekerja sama dengan WHO dan melarang adanya iklan obat yang mengklaim dapat menyembuhkan virus corona. 

Perusahaan teknologi itu terus berupaya mengurangi penyebaran informasi salah yang dapat menyebarkan ketakutan terkait covid-19 sejak Januari 2020 lalu.  "Baru-baru ini kami menerapkan kebijakan melarang iklan yang menyiratkan pasokan obat terbatas atau menjamin penyembuhan atau pencegahan virus corona," kata juru bicara Facebook, beberapa waktu lalu (26/2).

(Baca: Korban Tewas Tembus 3.000, Virus Corona Mulai Merebak di AS)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan