Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik, Grab Gandeng PLN

Grab
Ilustrasi, [Ki-Ka] CEO of Grab Anthony Tan, Chairman and CEO of SoftBank Masayoshi Son, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Grab bekerja sama dengan PLN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini merupakan bagian dari komitmen SoftBank.
Penulis: Desy Setyowati
16/10/2019, 20.29 WIB

Decacorn asal Singapura, Grab menggandeng Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle). Kemitraan strategis ini mencakup sesi perencanaan bersama (Joint Planning Session/JPS), riset dan pengembangan model bisnis, serta pelaksanaan proyek percontohan (pilot project).

Pada kesempatan ini, kedua perusahaan juga membahas beberapa inisiatif yang akan dilakukan kedepan. Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten mengatakan, kolaborasi dan dukungan banyak pihak diharapkan bisa mempercepat realisasi pemanfaatan kendaraan listrik di segala lini.

“Penandatanganan nota kesepahaman ini sangat penting bagi kami, untuk mempercepat program kendaraan berlistrik di Indonesia,” kata dia dalam siaran pers, Rabu (16/10). PLN mendapat penugasan dari pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

(Baca: Bos Softbank Berencana Investasi di Ekosistem Mobil Listrik Indonesia)

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan, perusahaannya berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui investasi US$ 2 miliar. Hal ini melanjutkan komitmen investasi SoftBank kepada Indonesia melalui Grab.

 “Kami percaya bahwa kendaraan listrik bisa menjadi pilihan bagi mitra pengemudi kami dan solusi jangka panjang bagi Indonesia, terutama untuk mengurangi polusi udara,” kata dia.

Acara penandatanganan ini pun dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Ia sepakat bahwa kendaraan listrik bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta.

Ia mencatat, ada banyak pihak yang ingin berinvestasi untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia saat ini. “Saya mengapresiasi langkah Grab untuk memulai pengembangan ini bersama PLN. Harapannya bisa mewujudkan Indonesia yang memiliki ketahanan energi yang bagus di samping udara yang akan kembali bersih,” kata dia.

(Baca: Jalan Grab dan Gojek Setelah Masuk Istana)

Secara rinci, kerja sama Grab dan PLN ini meliputi empat hal. Pertama, sesi perencanaan bersama untuk melakukan pembahasan aspek teknis, bisnis dan legal dalam rangka pengembangan dan implementasi e-mobility di Indonesia.

Kedua, riset dan pengembangan model bisnis untuk studi pasar dan juga pengembangan e-mobility yang meliputi kendaraan mini scooter, motor dan mobil listrik. Ketiga, melakukan pilot project untuk mengukur kelayakan dari inovasi yang akan dihadirkan dari kerja sama ini.

Inisiatif tersebut akan dilaksanakan bertahap dari mulai Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Saat ini, Grab telah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan empat yang memiliki charging station dari PLN.

Terakhir, Grab akan menghadirkan GrabWheels—layanan e-scooter listrik—di kawasan kantor PLN. (Baca: Jonan Sindir Direksi PLN Soal Penggunaan Kendaraan Listrik)

Grab mengklaim, telah mengoperasikan kendaraan hybrid dan listrik terbesar di Asia Tenggara. Di Singapura, Grab brmitra dengan Singapore Power (SP) Group yang menyediakan jaringan pengisian listrik cepat.

Berdasarkan Laporan Dampak Sosial Grab, perusahaan penyedia layanan on-demand ini berkontribusi US$ 5,8 miliar atau lebih dari Rp 81,5 triliun terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam setahun terakhir per Maret 2019.

Pesaing Grab, yakni Gojek juga sudah menguji coba sepeda motor listrik, Honda PCX Electric. Untuk mengembangkan layanan ini, Gojek bekerja sama dengan PT Astra International.

(Baca: Kongsi Astra dan Gojek Bentuk Layanan Mobil Sewa GoFleet)