Gojek dan Grab memperluas bisnis, bukan hanya taksi dan ojek online, tetapi juga e-commerce hingga bank digital. Kini giliran Maxim yang berencana merambah marketplace untuk mitra kuliner.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan, masuknya penyedia layanan taksi dan ojek online alias ride-hailing ke pasar marketplace bertujuan menciptakan pasar khusus (captive market). Sedangkan, pasar ini bisa didapat dari traffic marketplace.
"Maka bisa saja ini menjadi strategi bagi platform ojek online," kata Edward kepada Katadata.co.id, Kamis (31/3).
Menurut dia, ekosistem yang luas, termasuk e-commerce akan menguntungkan bagi konsumen.
Namun, ada tantangan yang harus dihadapi oleh platform Gojek, Grab hingga Maxim dengan ekosistem luas itu. Menurutnya, kue dari pangsa pasar menjadi terbagi ke lebih banyak penyelenggara.
Kemudian, persaingan semakin ketat. "Kompetisi bisa menjadi kurang sehat," kata Edward.
Sebelumnya, platform ride-hailing asal Rusia, Maxim berencana mengembangkan marketplace di Indonesia.
“Kami sedang mengembangkan marketplace untuk Maxim merchant,” kata Pengacara Maxim Indonesia Dwi Putratama saat rapat dengar pendapat (RDP) tentang revisi UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) dengan Komisi V DPR, yang disiarkan secara virtual, Senin (28/3).
Maxim beroperasi di Indonesia sejak 2018. Saat ini, perusahaan asal Rusia itu beroperasi di 63 kota.
Maxim menyediakan layanan taksi online, ojek online, pesan-antar makanan, dan pengiriman barang.
Pemain ride-hailing lainnya Gojek merger dengan Tokopedia tahun lalu. Keduanya membentuk entitas baru bernama GoTo.
Sedangkan Grab gencar bekerja sama dengan perusahaan e-commerce, Bukalapak dan Lazada.
Perusahaan ride-hailing itu juga gencar menyasar layanan pengiriman barang. Tahun ini, Gojek melalui GoSend akan meluncurkan beragam inovasi baru untuk meningkatkan kemampuan layanan.
Beberapa peningkatan terutama terkait dengan kecepatan pengiriman, keamanan, dan efisiensi. Salah satunya, meluncurkan fitur multi-delivery.
Grab pun gencar berinovasi pada layanan GrabExpress. Tahun lalu, Grab meluncurkan sejumlah fitur, seperti penambahan formulir pengiriman barang di platform, pelacakan paket, informasi harga termurah yang diinginkan pengguna hingga pesan lagi.
Persaingan di bisnis pengiriman makanan juga semakin ketat. GrabFood dan GoFood bersaing dengan pemain baru yakni AirAsia Food dan Traveloka Eats.
Perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works mencatat bahwa Grab melalui GrabFood berhasil memperluas kepemimpinannya di Indonesia.
GrabFood menyumbang hampir setengah dari Gross Merchandise Value (GMV) layanan pesan-antar makanan pada 2021, yakni 49%. Diikuti oleh GoFood 43% dan ShopeeFood 8%.