Lebih dari 15 Ribu Karyawan Startup Di-PHK Bulan Ini

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Karyawan melakukan aktivitas di salah satu perkantoran di Kawasan Jakarta Pusat, Senin (14/9/2020).
Penulis: Desy Setyowati
30/5/2022, 13.10 WIB

Platform agregator layoffs.fyi melaporkan, lebih dari 15 ribu pekerja teknologi atau startup mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Ini terjadi di Amerika Serikat (AS), Turki hingga Indonesia.

Rata-rata, startup yang melakukan PHK merupakan yang diuntungkan dari pandemi corona. Setelah kasus Covid-19 menurun dan permintaan konsumen berubah, perusahaan rintisan ini tertekan.

“Perusahaan termasuk Meta dan Twitter secara terbuka mengumumkan penyetopan sementara perekrutan. Sedangkan Snap mengonfirmasi bahwa mereka memperlambat perekrutan karena target pendapatan meleset,” demikian dikutip dari Tech Crunch, Minggu (29/5).

Berikut rincian startup di sejumlah negara yang melakukan PHK

1. Vtex

Unicorn e-commerce asal Brasil ini memberhentikan 193 karyawan atau sekitar 13% dari total tim. “Dunia berubah dengan cepat dan kami perlu beradaptasi,” tulis founder sekaligus co-CEO Geraldo Thomaz dan Mariano Gomide de Faria dalam surat kepada karyawan.

“Keputusan untuk mengurangi tenaga kerja kami ambil sebagai pertimbangan strategis seputar struktur organisasi apa yang dapat memberikan prioritas kami yang disesuaikan,” tambah dia.

2. PayPal

PayPal memberhentikan lusinan karyawan di kantor pusat di San Jose. The Information melaporkan, perusahaan milik Elon Musk ini melakukan PHK terhadap 83 pegawai. Namun, jumlah pekerja PayPal lebih dari 30 ribu orang.

“Kami terus mengevaluasi cara kami bekerja untuk memastikan kami siap memenuhi kebutuhan pelanggan dan beroperasi dengan struktur dan proses terbaik untuk mendukung prioritas bisnis strategis kami saat terus tumbuh dan berkembang,” kata juru bicara PayPal.

3. Getir

Startup quick commerce Getir memangkas 14% staf secara global. Perusahaan asal Turki ini mempekerjakan sekitar 32 ribu orang di sembilan pasar. Ini artinya, sekitar 4.480 orang di-PHK.

4. Gorillas

Pesaing Getir, Gorillas juga melakukan PHK selama seminggu terakhir. Startup ini memecat sekitar setengah dari staf atau sekitar 300 orang di markas besar di Berlin, Jerman.

Perusahaan juga menarik diri dari pasar di Italia, Spanyol, Denmark dan Belgia. Gorillas akan berfokus ke pasar dalam negeri yakni Jerman, serta Prancis, Belanda, Inggris, dan AS.

5. Latch

Startup kunci pintar proptech ini mengumpulkan US$ 152 juta modal swasta sebelum mencatatkan saham perdana alias IPO melalui SPAC tahun lalu. Kini, perusahaan itu melakukan PHK.

Pada awal Mei, startup ini memangkas 30 orang atau 6% dari total staf. Latch kemudian mengumumkan bahwa mereka telah memangkas total 130 orang atau 28% dari basis karyawan penuh waktu.

(BACA JUGA: Startup Cina Dipaksa Masuk Daftar IPO Berdarah saat Marak PHK di RI)

6. Snap

CEO Evan Spiegel mengatakan, Snap tertekan inflasi dan dampak perang Rusia - Ukraina. Selain itu, terpengaruh oleh perubahan kebijakan privasi iOS tahun lalu.

Dalam memo kepada karyawan, Spiegel menyebutkan bahwa laju perekrutan akan melambat. Spiegel menambahkan, Snap akan mengisi kembali posisi jika karyawan saat ini pergi, selama peran tersebut menjadi prioritas tinggi.

7. Klarna

Perusahaan penyedia layanan paylater Klarna mengalami penurunan valuasi. Selain itu, mengumumkan kepada 7.000 staf bahwa 10% pegawai di-PHK atau sekitar 700 orang.

8. Bolt

Startup pembayaran sekali klik Bolt memberhentikan setidaknya 100 karyawan dan terus bertambah di seluruh peran pemasaran, penjualan, dan perekrutan.

“Bukan rahasia lagi bahwa kondisi pasar di seluruh industri dan sektor teknologi berubah, dan melawan tantangan makro. Kami mengambil langkah-langkah untuk menyesuaikan bisnis,” tulis CEO Maju Kuruvilla dalam unggahan di blog.

Pada 26 Mei, laporan menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang terkena dampak sebenarnya 185 orang atau sepertiga dari tenaga kerja Bolt.

9. Instacart

Perusahaan pengiriman bahan makanan Instacart memperlambat perekrutan. “Kami mempekerjakan lebih dari 1.500 orang selama setahun terakhir dan hampir dua kali lipat ukuran tim teknik kami, ”kata Instacart dalam pernyataan.

“Sebagai bagian dari perencanaan paruh kedua, kami memperlambat perekrutan untuk berfokus pada prioritas terpenting dan mendorong pertumbuhan yang menguntungkan,” tambah perusahaan.

10. JD.ID

Director of General Management JD.ID Jenie Simon mengatakan, perusahaan melakukan improvisasi dan pengambilan keputusan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen.

“Upaya improvisasi dan pengambilan keputusan dilakukan agar JD.ID dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia,” kata Jenie dikutip dari konten tersebut, Jumat (27/5).

Upaya improvisasi yang ditempuh oleh JD.ID di antaranya dengan melakukan peninjauan, penyesuaian hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha. Selain itu, startup ini melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi.

“Yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Jenie.

11. LinkAja

Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan, PHK dilakukan perusahaan untuk penyesuaian bisnis. Startup ini berupaya memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal.

"Penyesuaian organisasi ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi sumber daya manusia (SDM) pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini," kata Reka kepada Katadata.co.id, Rabu (25/5).

12. Zenius

Startup pendidikan ini melakukan PHK agar dapat beradaptasi dengan kondisi makro ekonomi yang dinamis dan memengaruhi industri. “Kami melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan," kata Zenius Education dalam keterangan resmi yang diterima oleh Katadata.co.id, Selasa (24/5).

Karyawan yang terkena dampak lebih dari 200 orang. Perusahaan rintisan itu pun melakukan perubahan peran beberapa fungsi bisnis. Ini sebagai bagian dari optimalisasi dan efisiensi proses bisnis yang dijalankan.

Zenius sebenarnya merekrut banyak pekerja tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:

13. TaniHub

Pada Februari, TaniHub menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yakni di Bandung dan Bali. Startup pertanian ini juga melakukan PHK karyawan.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menjelaskan, perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis. Caranya, dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mitra strategis.

“Nantinya, serapan hasil panen petani semakin membesar. Dengan demikian, kami menghentikan juga kegiatan berkaitan dengan Business to Costumer (B2C) atau yang melayani konsumen rumah tangga,” ujar Bhisma kepada Katadata.co.id, pada Februari (26/2).