Rincian Fenomena Startup Global: PHK, Harga Saham dan Valuasi Jeblok

Desy Setyowati
27 Mei 2022, 15:06
Unicorn, startup, startup bangkrut, startup phk, phk, perusahaan rintisan, silicon valley, amerika, cina,
Fab.com
Unicorn

Startup di Indonesia dan Amerika Serikat (AS) marak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Sedangkan di Cina, perusahaan rintisan terpaksa mencatatkan saham perdana alias IPO meski valuasi anjlok.

Ada beberapa fenomena yang tengah dialami oleh startup di sejumlah negara. Situasi ini bahkan dinilai sebagai yang terburuk setelah fenomena gelembung internet atau kehancuran dot-com.

Kehancuran dot-com atau gelembung dot-com terjadi pada periode 1998 hingga awal 2000-an. Saat itu, banyak perusahaan yang mencantumkan nama dot-com. Mereka melantai di bursa efek dan mencatatkan harga saham yang meroket.

Perusahaan dot-com saat itu banyak menjalankan model startup yang bereksperimen dengan cara-cara baru dalam berbisnis. Namun, mereka tidak punya arah bisnis yang jelas dan tidak stabil.

Kemudian, gelembung dot-com meledak dan harga saham perusahaan internet itu runtuh. Bahkan banyak di antaranya yang gulung tikar.

“Sejak awal (kondisi startup saat ini) memang bisa disebut ‘bubble’ karena rentan ketika startup sebenarnya tidak miliki aset. Sebab, asetnya yakni mitra,” kata pakar informasi teknologi dari ICT Institute Heru Sutadi kepada Katadata.co.id, Jumat (27/5).

Startup yang tidak diminati oleh masyarakat, dan masyarakat menjadi bagian dari mitra yang kuat, pasti akan rontok,” tambah dia.

Hal senada disampaikan oleh petinggi di perusahaan modal ventura yang berbasis di Shenzhen, China Europe Capital, Abraham Zhang. Menurutnya, investor sebelumnya masif menyuntik modal startup di Cina meski kinerjanya buruk.

“Hal itu didorong oleh faktor patriotisme dan keserakahan,” kata Zhang dikutip dari The Economic Times, Jumat (27/5). "Sekarang, gelembungnya pecah, dan Anda mulai melihat banyak ‘daftar IPO berdarah’.”

Sedangkan reporter teknologi NPR Bobby Allyn belum dapat menyimpulkan apakah kondisi startup saat ini sudah disebut gelembung dot com. “Apakah ini gelembung di industri teknologi yang akan meledak atau hanya realitas baru yang tidak terlalu dibesar-besarkan? Kami belum tahu,” katanya dikutip dari NPR, pekan lalu (17/5).

Berikut rincian fenomena yang tengah dialami oleh startup di dunia:

1. Marak PHK

Startup di Indonesia dan di Silicon Valley, AS marak melakukan PHK. Di Tanah Air, setidaknya ada tiga perusahaan rintisan yang memberhentikan karyawan tahun ini, yaitu Tanihub, Zenius, dan LinkAja.

Yang terbaru, JD.ID disebut-sebut juga melakukan PHK.

Kondisi itu lebih dulu terjadi di Silicon Valley. Silicon Valley merupakan pusat inovasi di Amerika yang mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Tesla, Twitter hingga Yahoo.

Letaknya di selatan San Francisco, California, AS. Wilayah itu menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.

Korporasi teknologi di Silicon Valley mencatatkan masa terburuk tahun ini dan disebut zombi unicorn. Frasa zombi unicorn merujuk pada perusahaan rintisan bernilai tinggi tetapi goyah dan membutuhkan investor baru untuk menyelamatkan bisnis mereka.

2. Harga saham anjlok

Perusahaan teknologi di Silicon Valley mengalami penurunan harga saham. Harga saham startup olahraga di Silicon Valley, Peloton misalnya turun dari US$ 163 pada akhir 2020 menjadi sekitar US$ 17 pada awal bulan ini (5/5).

The Wall Street Journal melaporkan, eksekutif perusahaan ingin menjual saham minoritas kepada investor luar.

Peloton juga memberhentikan atau melakukan PHK ribuan karyawannya pada Februari.

Lalu, platform investasi berbasis online untuk saham, kripto, dan emas, Robinhood mencatatkan penurunan harga saham 4,62% di Nasdaq pada awal bulan ini (6/5). Robinhood juga memberhentikan 9% dari total karyawan penuh waktunya.

Di Indonesia, harga saham Bukalapak dan GoTo juga sempat turun.

3. Penurunan valuasi

Selama ini, startup identik dengan valuasi besar meski masih merugi. Namun kini, beberapa valuasi perusahaan rintisan melorot.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...