Pemasok Huawei, Samsung Hadapi Dilema Tekanan dari AS dan Tiongkok

Arief Kamaludin | Katadata
Samsung ditekan oleh pemerintah AS dan Tiongkok terkait Huawei.
Penulis: Desy Setyowati
10/6/2019, 16.00 WIB

Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menilai, Samsung Electronics bakal diuntungkan dengan adanya konflik antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan Huawei. Pada kenyataannya, Samsung justru menghadapi dilema.

Sebab, perusahaan asal Korea Selatan itu ditekan oleh pemerintah AS untuk bergabung dalam kampanye anti-Huawei. Di satu sisi, pemerintah Tiongkok memberi peringatan kepada Samsung untuk tetap memasok perangkat ke perusahaan asal Negeri Tirai Bambu, termasuk Huawei.

(Baca: Huawei Diblokir, Giliran Tiongkok Beri Peringatan Perusahaan AS)

Produsen semikonduktor asal Korea Selatan, SK Hynix juga mendapat peringatan dari pemerintah Tiongkok. “Nilai pasokan tahunan mereka (Samsung dan SK Hynix) ke Huawei mencapai US$ 10,65 miliar (sekitar Rp 152,3 triliun),” demikian dikutip dari Business Korea, Senin (10/6).

Samsung misalnya, memasok panel OLED dan modul kamera ke Huawei melalui unit bisnisnya, Samsung Display dan Samsung Electro-Mechanics. Kedua perangkat itu dipakai Huawei untuk memproduksi ponsel pintar (smartphone).

(Baca: Bantu Huawei, Pemerintah Tiongkok Keluarkan Lisensi 5G)

SK Hynix memasok chip memori ke Huawei, yang nilainya diperkirakan mencapai satu triliun won. Oleh karena itu, kedua perusahaan ini tetap memasok perangkat ke Huawei. Meski begitu, keduanya masih ragu-ragu untuk berpihak ke perusahaan asal Tiongkok. Sebab, beberapa perusahaan AS seperti Apple, AT&T dan Verizon merupakan klien utama mereka.

Total penjualan perangkat Samsung ke Huawei hanya lima persen dari total keseluruhan. Karena itu, Samsung dinilai lebih leluasa untuk memilih berpihak ke pemerintah AS.

Samsung Pangkas Produksi Smartphone di Tiongkok

Meski penjualan perangkat ke Huawei tergolong kecil, Samsung tetap harus mengkaji dampak dari peringatan pemerintah Tiongkok. Samsung diundang pemerintah Tiongkok untuk membahas konsekuensi jika tidak memasok perangkat ke perusahaan asal Negeri Panda. Pertemuan itu berlangsung pada pekan lalu.

Selain itu, penjualan ponsel Samsung di Tiongkok juga tidak mulus. Padahal, Fitch menyebut bahwa Samsung bisa meraup untung dari keputusan pemerintah AS yang memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan.

(Baca: Fitch: Huawei Apes, Perang Dagang AS-Tiongkok Menguntungkan Samsung)

Kenyataannya, Samsung terpaksa memangkas produksi ponsel di satu-satunya pabrik di Tiongkok. Samsung juga sudah menutup pabrik ponsel di Tianjin, Tiongkok. Hal ini dilakukan karena pangsa pasar Samsung semakin menurun, dari 20% pada 2013 menjadi kurang dari satu persen saat ini.

Meski begitu, menurut Fitch, Samsung bisa merebut pasar Huawei yang ada di luar Tiongkok. “Samsung dapat memulihkan pangsa pasar, terutama di Eropa, Asia, Tiongkok, dan Amerika Selatan di mana Huawei meraup sebagian besar pertumbuhannya pada kuartal terakhir,” kata Fitch dikutip dari Straitstimes, pada akhir Mei lalu.

(Baca: Huawei Kena Perang Dagang, Pengiriman Ponsel Pintar Diprediksi Turun)