Telkomsel Pakai IoT untuk Manajemen Pengisian BBM Pertamina

Telkomsel
Advisor IoT New Business Development Telkomsel Eko S Prianto, GM Account Management Non-Service Segment Telkomsel Nopi Afandi, SVP Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir, Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dan FleetManagement Div. Head Pertamina Patra Niaga Moch Toriq usai pendatanganan Telkomsel bekerjasama dengan Pertamina Patra Niaga dan Mitratel meluncurkan Intank di Jakarta, (28/4).
Penulis: Desy Setyowati
13/4/2019, 03.00 WIB

PT Telkomunikasi Selular (Telkomsel) menggandeng PT Pertamina Patra Niaga dan PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk mengimplementasikan Internet of Things (IoT) Intelligent Tank Monitoring System (Intank). Teknologi ini dipakai untuk mengatasi persoalan manajemen, seperti pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM).

Senior Vice President  (SVP) Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir mengatakan, IoT membantu perusahaan meningkatkan produktivitas. “Ini menjadi bukti kapabilitas Telkomsel sebagai  digital telco company,” kata dia dalam siaran pers, Jumat (12/4).

(Baca: Gandeng Mitra Lokal, Intel Masuk Pasar IoT di Indonesia)

Anak perusahaan Pertamina, Patra Niaga salah satu yang menggunakan layanan ini. Perusahaan menjalankan usaha di sektor hilir industri minyak dan gas bumi (migas). Bisnisnya mencakup kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga migas.

Dengan Intank, Patra Niaga bisa memonitor persediaan bahan bakar pada tangki penyimpanan terminal (terminal storage). Teknologi ini juga bisa digunakan untuk memantau sensor meter jalur distribusi dan televisi sirkuit tertutup alias CCTV pada titik transfer kustodi.

Patra Niaga juga mengembangkan solusi digital bernama Pertamina Smart Mobil Tangki (MT). Implementasi Intank dan Smartdi Pertamina Smart MT membantu perusahaan menjaga persediaan dan mendistribusikan BBM ke konsumen.

(Baca: Pemerintah Pastikan Insentif 10% untuk EOR dalam Skema Gross Split)

Dharma mengklaim, solusi IoT Intank ini memudahkan pengelolaan bahan baku yang biaya operasinya tinggi. Mahalnya biaya operasi biasanya disebabkan oleh keterbatasan akses pada situs tangki bahan bakar, pengukuran manual, akurasi rendah, inefisiensi rantai pasokan, hingga kehilangan inventori.

Solusi IoT Intank ini juga digunakan oleh anak usaha Telkom, Mitratel. Perusahaan ini menyediakan menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur terkait. Mitratel memanfaatkan sensor Intank untuk memonitor konsumsi dan persediaan bahan bakar pada site infrastruktur telekomunikasi yang menggunakan genset.

(Baca: Bisnis Telekomunikasi Diprediksi Minus, Operator Garap Layanan Digital)

Layanan Intank juga diuji coba oleh perusahaan lain seperti Semen Merah, Pamapersada Nusantara dan Kapuas Prima Coal. Semen Merah Putih menggunakan Intank untuk memonitor persediaan bahan bakar dari jarak jauh. Sensor Intank ditempatkan di terminal penyimpanan dan tangki bahan bakar truk pencampur semen.

Pamapersada Nusantara menyematkan sensor Intank pada tanki penyimpanan untuk memonitor ketersediaan bahan bakar. Layanan ini juga dipakai untuk memantau lokasi kapal distribusi bahan bakar dan ketinggian air sungai.

Sedangkan Kapuas Prima Coal mengimplementasikan Intank untuk memonitor volume bahan bakar pada mobil truk. Layanan ini juga dipakai untuk memantau ketersediaan bahan bakar pada tanki penyimpanan di pelabuhan.

(Baca: Kominfo Rilis Aturan IoT dan Konsolidasi Operator pada Kuartal I-2019)

Reporter: Desy Setyowati