Tipu Apple dan Meta, Hacker Remaja Berhasil Curi Data Pengguna

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data
1/4/2022, 11.13 WIB

Namun, upaya keamanan itu berhasil dibobol peretas. “Kami kemudian memblokir akun yang diketahui disusupi untuk membuat permintaan dan bekerja sama dengan penegak hukum dalam menanggapi insiden ini," kata Stone.

Begitu juga dengan Apple. "Apabila ada pemerintah atau lembaga penegak hukum mencari data pengguna, mereka diminta mengonfirmasi ke Apple bahwa permintaan darurat itu sah," ujar Apple.

Sedangkan peneliti keamanan siber menduga, beberapa peretas yang mengirimkan permintaan data darurat palsu adalah anak di bawah umur. Peretas diperkirakan berlokasi di Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Peneliti juga memperkirakan, peretas terkait dengan kelompok Lapsus$. Kelompok ini sebelumnya meretas Microsoft hingga Samsung.

Dalam kasus peretasan Microsoft, Lapsus$ mengunggah file yang diklaim berisi kode sumber parsial untuk Bing dan Cortana. Berkas ini menyimpan hampir 37 gigabita (GB) data. 

Menurut Microsoft, Lapsus$ menyusup ke satu akun dan mencuri sebagian kode sumber milik perusahaan. Penyelidik Microsoft atau Microsoft Threat Intelligence Center (MSTIC) memerinci beberapa metode yang Lapsus$ gunakan untuk menyusup ke sistem korban. 

Menurut MSTIC, tujuan Lapsus$ yakni mendapatkan akses lebih tinggi, melalui kredensial curian. "Ini memungkinkan pencurian data dan serangan destruktif terhadap organisasi yang ditargetkan, sering kali mengakibatkan pemerasan," demikian dikutip dari The Verge, pekan lalu (23/3).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan