Melihat Dari Dekat Operasional Sumur Panas Bumi PLTP Dieng

Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Instalasi sumur panas bumi di PLTP Small Scale Unit Dieng yang dioperasikan PT Geo Dipa Energi.
5/7/2022, 10.30 WIB

Dengan kontur jalan berbukit, diperlukan waktu sekita 30 menit untuk mencapai pembangkit small scale yang letaknya hanya selemparan batu dari objek wisata Kawah Sikidang.

Menurut Sigit sebagai Powerplan Planing and Evaluastin Super Intendent PLTP Dieng, alur kerja dari pembangkit small scale hampir mirip dengan alur kerja di well pad. Ia menjelaskan, uap panas yang dialirkan dari sejumlah well pad ke pembangkit small scale akan melewati sejumlah tahap sebelum masuk ke turbin.

“Kalau di well pad itu hanya ambil uap. Kalau di pembangkit uapnya dipakai untuk produksi listrik,” ucap Sigit.

Uap kering tersebut harus kembali dipisahkan dari kandungan air di tabung ‘Mist Eliminator’. Hal ini bertujuan untuk mencegah korosi pada turbin. Selanjutnya, uap panas diarahkan untuk menggerakkan turbin yang nantinya memutar generator agar menghasilkan daya listrik.

Saat beroperasi, turbin pabrikan Toshiba, Jepang, tersebut akan mengasilkan suara 85 desibel. Turbin tersebut berwarna jingga dan memiliki volume sebesar satu unit mobil Avanza. Adapun cara kerja PLTP tak beda jauh dengan skema pembangkit listrik batu bara. “Energi kinetik diubah menjadi energi listrik,” kata Sigit.

Turbin pembangkit listrik PLTP Dieng. (Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu)



Selama perjalanan dari well pad ke lokasi pembangkit, suhu dan tekanan pada uap akan berkurang mengikuti seberapa jauh jarak yang harus ditempuh. Saat di well pad 29, tekanan uap mencapai 10,29 bar. Jumlah itu menurun ke angka 8,9 bar usai uap tiba di pembangkit small scale. “Penurunan suhu pastinya ada,” sambung Sigit.

Penurunan terperatur pun terjadi pasca uap selesai menggerakkan turbin. Uap yang diawal memiliki temperatur 188,62o C turun drastis ke 30o C. Uap yang selesai menjalankan tugasnya sebagai penggerak turbin tak lantas dibuang ke udara begitu saja, melainkan dimasukan ke kondenser untuk didinginkan dengan air yang berasal dari cooling tower.

Sama seperti di well pad HCE 29, proses pendinginan uap akan menimbulkan kepulan asap putih ke udara. Akan tetapi, siang itu kepulan asap tak terlihat karena aktivitas produksi listrik di pembangkit dihentikan sejak Rabu (29/6) dini hari.

“Karena ada pemeliharaan. Rencana pukul 12 siang bakal balik lagi. Ini dimatikan tergantung kebutuhan, kalau gak ada kebutuhan pemelharaan ya dijalankan terus,” tukas Sigit.

Masih menurut Sigit, saat pembangkit small scale berhenti beroperasi, suplai uap dari cabang pipa akan ditutup dan hanya akan diarahkan ke pembangkit unit 1 yang berjarak sekira 1,3 km dari lokasi.

Human Capital General Affair and Finance Manager Geo Dipa Unit Dieng, Agus Supriyanto mengatakan operasi PLTP Dieng menghasilkan listrik yang dijual ke PLN. Tahun depan, Geo Dipa akan melakukan ekspansi pengeboran dan konstruksi untuk PLTP Dieng 2 dengan kapasitas 55 MW dan dilanjutkan proyek Dieng 3 berkapasitas 55 MW pada tahun 2025.

Guna melancarkan proyek tersebut, Geo Dipa akan terus melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. Hal ini dilakukan karena PLTP Dieng sangat dekat dengan pemukiman dan lahan perkebunan miliki warga.

Ke depan, Geo Dipa akan memperjuangkan kepercayaan masyarakat kepada proyek PLTP. Pasalnya, belum lama ini ada kejadian mematikan di PLTP Dieng. Seorang pekerja tewas saat berusaha menutup well head sumur yang otomatis terbuka. Sumur yang terbuka melepaskan gas Hidrogen Sulfida (H2S).

Alat sensor hidrogen sulfida (H2S) di sumur panas bumi PLTP Dieng. (Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu)

“Sebelum pembersihan sumur ada alat yang malafungsi, otomatis terbuka. Jadi gas yang ada di kepala sumur itu terbuka. H2S keluar sehingga petugas yang mau menutup itu meninggal di tempat. Ini PR panjang bagi kami dan kami kemarin sengat menyesal dengan kejadian terakhir pada Maret lalu,” kata Agus.

Guna membangun kepercayaan warga, Agus mengatakan Geo Dipa akan melibatkan warga setempat dalam proyek PLTP. Warga akan diminta terlibat dalam proyek pengawasan di area kerja. “Misalnya warga yang bawa detector H2S-nya, sehingga warga yang telibat bisa tahu ini kondisi aman atau tidak,” katanya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu