Profil Vale Indonesia, Raksasa Nikel Asal Brasil Incaran Pemerintah

Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Hak konsesi Kontrak Karya (KK) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan berakhir pada Desember 2025.
3/1/2023, 15.46 WIB

Vale hadir di Indonesia hanya satu tahun setelah pengenalan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi asing langsung ke berbagai industri di Indonesia meningkat menyusul undang-undang tersebut.

Di Indonesia, Vale Indonesia berfokus ke pertambangan dan pengolahan nikel. Dengan kontrak karya yang sekarang, perusahaan dengan kode saham INCO itu beroperasi di lahan dengan total luas 118.017 hektare (ha). Sebagian besarnya ada di Sulawesi Selatan, tetapi juga tersebar di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Operasi Vale Indonesia terkonsentrasi di Sorowako, sebuah desa di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Ini menjadi lokasi fasilitas pengolahan nikel dari perusahaan tersebut. Desa ini diperkirakan memiliki 61,9 juta ton cadangan nikel yang terbukti.

Vale Indonesia melaporkan bahwa fasilitas pengolahannya di Sorowako memproduksi nikel dalam bentuk matte dengan kandungan nikel hingga 78%. Nikel dalam bentuk matte ini biasanya memiliki kandungan nikel antara 30% dan 60%, menurut asosiasi produsen nikel global Nickel Institute.

Pada umumnya, Vale mengendalikan proses produksinya dari awal hingga akhir, termasuk di Indonesia. Perusahaan pertambangan ini berinvestasi ke dalam bisnis logistik dan energi. Untuk logistik, misalnya, perusahaan mengintegrasikan pertambangan dengan transportasi seperti kapal dan pelabuhan untuk mendukung pengiriman bijih.

Di sisi energi, Vale menyuplai listrik untuk kegiatan produksinya secara mandiri. Di Indonesia, misalnya, Vale Indonesia mengelola tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kabupaten Luwu Timur dengan total kapasitas 365 megawatt (MW). Ini menandai bahwa 94% dari konsumsi energi pabrik pengolahannya berasal dari energi terbarukan.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman