IHSG Anjlok 14,5% dalam Sepekan, Kapitalisasi Bursa Tergerus Rp 824 T

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pd.
Ilustrasi, layar informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/3/2020). BEI mencatat IHSG pada pekan ini turun 14,5% menjadi 4.194,94 pada Jumat (20/3).
21/3/2020, 13.44 WIB

Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja mengklaim pengangguran awal di AS naik sebanyak 70 ribu menjadi 281 ribu, level tertinggi sejak September 2017. Rilis data penjualan ritel AS secara tak terduga turun pada Februari 2020 karena rumah tangga mengurangi pembelian berbagai produk dan pandemi virus korona diperkirakan akan menekan penjualan dalam beberapa bulan mendatang.

Gedung Putih sedang berupaya mendapatkan persetujuan paket stimulus sebesar US$ 850 miliar hingga lebih dari US$ 1 triliun. Hal ini di dukung anggota parlemen di Capitol Hill.

Pemerintah AS akan menggunakan dana tersebut untuk memberikan bantuan kepada individu dan UKM, serta menopang maskapai penerbangan. Tetapi peket ini belum jelas kapan disahkan.

Sebelumnya, kebijakan darurat bank sentral AS The Federal Resever memangkas suku bunga acuan menjadi 0%-0.25% dari sebelumnya 1%-1.25%, level terendah sejak 2015, dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran senilai US$ 700 miliar.

"Berbagai stimulus ini hanya mampu menaikan pasar dalam jangka pendek. Sebab, sebagian pelaku pasar melihat dampak pandemi Covid-19 cukup signifikan terhadap ekonomi dan bisnis," kata Hans.

(Baca: Wall Street Anjlok, Hapus Hasil Reli Saham sejak Pelantikan Trump )

Dia juga mencatat bursa Eropa pada akhir pekan ini berhasil bangkit dari tekanan merespon positif kebijakan bank sentral Inggris untuk mengatasi dampak virus Covid 19. Bank Sentral Inggris mengumumkan pemotongan suku bunga dan meningkatkan program pembelian obligasi.

Dalam sepekan terakhir, berbagai stimulus memang digelontorkan bank sentral dan pemerintah kawasan Eropa. Sebelumnya ECB mengumumkan "Pandemic Emergency Purchase Programme" dan akan menggunakan 750 miliar euro untuk membeli sekuritas untuk mendukung ekonomi Eropa.

ECB juga sudah mengeluarkan program quantitative easing senilai USD 821 miliar. Pemerintah Inggris juga mengumumkan paket stimulus hampir US$ 400 miliar untuk membantu bisnis melalui krisis akibat pandemi virus corona. Prancis juga meluncurkan paket US$ 50 miliar untuk membantu bisnis kecil dan karyawan.

Di sisi lain, sentimen bisnis Jerman turun pada Maret. Data pendahuluan indeks Iklim Bisnis Ifo turun ke 96,0 poin pada Februari 2020 menjadi 87,7 poin pada bulan ini. Hal itu merupakan penurunan terbesar sejak 1991 dan membawa indeks ke level terendah sejak Agustus 2009.

Langkah karantina wilayah atau lockdown yang dilakukan beberapa Negara Eropa dan sejumlah negara di benua lain membuat pembatasan aktifitas ekonomi dan sosial dan penutupan perbatasan dapat memukul perekonomian kawasan.

Hans menilai sentimen positif stimulus yang dikeluarkan biasa gagal bertahan lama di pasar akibat pandemi virus corona. Hampir 270.000 orang di seluruh dunia terjangkit Covid-19 dengan jumlah kematian sekitar 11.266.

"Koreksi masih mungkin terjadi di bursa Eropa.," ujar dia.

(Baca: Panik Pandemi, Bursa Saham Rontok)

Halaman: