Meski Minim Sentimen, IHSG Naik 1,97% Tertinggi di Asia

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
IHSG Senin (2/12) berbalik nyaris 2% setelah sepekan sebelumnya turun cukup dalam.
Penulis: Happy Fajrian
2/12/2019, 17.54 WIB

“Situasi ini dapat merusak harapan akan tercapainya kesepakatan dagang tahap I AS-Tiongkok. Dampak dan balasan dari Tiongkok atas kebijakan AS akan menjadi perhatian pasar pekan ini,” terang Hans.

(Baca: Indosat Resmi Jual 1.000 Menara Bernilai Triliunan ke Protelindo)

Menurut Hans, apakah peristiwa ini dapat menganggu kesepakatan fase pertama kedua negara, ekspektasi dari pelaku pasar saat ini adalah hal tersebut tidak akan mengganggu kesepakatan kedua negara. "Bila terjadi sebaliknya, maka pelaku pasar harus bersiap menghadapai sell off," kata Hans.

Perdagangan di pasar saham domestik sepanjang hari ini pun berlangsung cukup sepi dengan total nilai transaksi yang hanya mencapai Rp 6,68 triliun dari 12,99 miliar saham. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata nilai transaksi harian sepanjang tahun ini di level Rp 9,17 triliun.

Sebanyak 284 saham hari ini berhasil naik, 117 saham turun, dan sisanya tak bergerak alias stagnan. Adapun investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) saham di seluruh pasar Rp 148,46 miliar.

Beberapa saham yang paling signifikan mendorong kinerja IHSG di antaranya Bank Central Asia (BBCA) naik 2,31%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) 2,93%, HM Sampoerna (HMSP) 4,39%, Unilever Indonesia (UNVR) 2,51%, dan Astra International (ASII) naik 2,31%.

Sementara jika dilihat dari indeks sektoral, kinerja IHSG ditopang oleh seluruh indeks sektoral yang dipimpin sektor pertambangan yang naik 3,54% diikuti konsumer 2,34%, properti 2,29%, manufaktur 2,13%, industri dasar 1,99%, keuangan 1,87%, aneka industri 1,76%, infrastruktur 1,59%, perdagangan 1,28%, dan pertanian 1,3%.

(Baca: Prospek Brexit Tak Jelas, Rupiah Melemah ke 14.125 per Dolar AS)

Halaman:
Reporter: Antara