Minim Sentimen dari Dalam Negeri, IHSG Ditutup Terpuruk 0,96%

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019). Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61.
Penulis: Happy Fajrian
17/6/2019, 18.24 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) awal pekan ini, Senin (17/6) terkoreksi 59,74 poin atau 0,96% ke posisi 6.190,52 pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu indeks LQ45 turun 10,73 poin atau 1,08% ke posisi 980,29.

Turunnya IHSG dipengaruhi oleh kinerja negatif bursa global, sementara dari dalam negeri minim sentimen yang dapat mendorong laju IHSG ke teritori positif.

"Untuk sentimen sendiri yaitu dari pelemahan indeks bursa global dan beberapa komoditas. Dari dalam negeri yaitu ditundanya rilis data neraca perdagangan dan melemahnya nilai tukar rupiah," kata analis Indopremier Sekuritas, Mino, di Jakarta, Senin (17/6) dilansir dari Antara.

Investor asing yang ramai-ramai melepas sahamnya di pasar reguler juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG. Investor asing membukukan penjualan bersih saham sebesar Rp 206,36 miliar. Beberapa saham yang paling banyak dilepas yaitu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) Rp 88,6 miliar, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) Rp 47,4 miliar, dan PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) Rp 45,7 miliar.

(Baca: Spekulasi BI akan Pangkas Bunga Acuan pada Pekan Depan Makin Menguat)

IHSG mengawali perdagangan dari zona hijau dengan penguatan 0,15%, IHSG bergerak fluktuatif dan berakhir di zona merah pada sesi I. Sedangkan pada sesi II IHSG tidak bertenaga untuk kembali ke zona hijau. Bahkan terpuruk semakin dalam 1 jam sebelum perdagangan berakhir.

Total transaksi saham sepanjang hari ini menurut data RTI Infokom tercatat mencapai Rp 8,01 triliun dari 16,11 miliar lembar saham yang ditransaksikan sebanyak 442.967 kali oleh investor. Sebanyak 146 saham berakhir di zona hijau, 279 saham berakhir di zona merah, dan 103 saham lainnya stagnan.

Beberapa saham yang paling signifikan menekan laju IHSG ke zona merah di antaranya saham TLKM dengan koreksi 2,26%, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) turun 2,1%, PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA) anjlok 11,71%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) merosot 6,81%, serta saham MNCN yang terjun bebas hingga 25%.

Sementara itu bursa saham Asia ditutup dengan kinerja yang bervariasi. Indeks Hang Seng, Nikkei, dan Shanghai berakhir positif, masing-masing naik 0,40%, 0,21%, dan 0,2%. Sedangkan Strait Times turun 0,45%, Kospi minus 0,22%, PSEi minus 1,02%, dan KLCI relatif flat turun 0,01%.

(Baca: Merumput Perdana di Bursa, Bali United Raup Dana Segar Rp 350 Miliar)

Pergerakan saham di Asia masih dipengaruhi oleh sikap investor yang mengantisipasi pengumuman suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed. The Fed berpotensi memangkas suku bunga acuannya mengantisipasi dampak perang dagang terhadap ekonomi AS.

Sementara itu belum ada kejelasan dari proses negosiasi perang dagang antara AS dan Tiongkok. Presiden AS Donald Trump telah mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menegosiasikan tarif baru yang telah berlaku pada KTT G20 akhir bulan ini. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak Tiongkok terkait rencana tersebut.