Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 75,09 poin atau 1,16% ke posisi 6.372,79 pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis sore (25/4).
Mengawali perdagangan dari zona merah terkoreksi 0,37%, IHSG tak berdaya tekanan jual dari investor asing yang mencapai Rp 936,65 miliar di pasar reguler. Pada akhir sesi I perdagangan, IHSG telah terkoreksi sebesar 0,92% ke posisi 6.388,89.
Dengan kinerja tersebut, IHSG menjadi indeks dengan kinerja terburuk kedua di antara bursa saham utama Asia yang mayoritas memerah, setelah indeks Shanghai yang hari ini anjlok hingga 2,43%.
Sedangkan indeks lainnya yaitu Strait Times terkoreksi 0,36%, Hang Seng turun 0,86%, Kospi turun 0,48%, serta KLCI turun 0,14%. Indeks Nikkei dan PSEi mampu melawan arus koreksi bursa saham di kawasan Asia dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,48% dan 0,60%.
(Baca: IHSG Lanjut Terkoreksi Jelang Pengumuman Bunga Acuan BI)
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan bunga acuannya, BI 7 days repo rate, pada level 6% tidak mampu memberikan dorongan kepada IHSG yang sempat menyentuh posisi terendahnya hari ini di level 6.353,28.
"Keputusan sejalan dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal ekonomi Indonesia,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo pada saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di kantornya, hari ini.
Dikutip dari Antara, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, pelemahan IHSG hari ini didorong oleh pelemahan nilai tukar rupiah serta rilis laporan keuangan emiten yang tidak sesuai dengan ekspektasi investor.
(Baca: Tahan Bunga Acuan 6%, BI Sebut Kondisi Ekonomi Terjaga)
Saham-saham Penggerak IHSG
Total transaksi saham di BEI sepanjang hari ini tercatat mencapai Rp 9,61 triliun dari 13,64 miliar saham yang diperdagangkan oleh investor. Total frekuensi perdagangan saham tercatat mencapai 479.420 kali.
Sebanyak 272 saham terkoreksi, 128 saham naik, dan 121 saham lainnya tetap. Saham-saham sektor konsumer paling signifikan mendorong laju koreksi IHSG di antara 10 indeks sektoral yang seluruhnya memerah.
Sektor konsumer hari ini terkoreksi hingga 2,15%, diikuti manufaktur 1,92%, industri dasar dan properti 1,72%, pertanian 1,46%, aneka industri 1,42%, tambang 0,95%, keuangan 0,74%, infrastruktur 0,53%, dan perdagangan 0,46%.
Lima besar saham yang paling signifikan mempengaruhi pergerakan IHSG pun didominasi saham sektor konsumer dan sektor keuangan terutama saham bank.
Saham-saham tersebut yaitu PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) anjlok 4,62%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 1,59%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) jatuh 7,56%, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) turun 1,45%, serta PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,62%.
(Baca: Pekan Depan, BEI Panggil Garuda Indonesia terkait Laporan Keuangan)
Sementara itu tekanan jual investor asing di seluruh pasar mencapai Rp 723,94 miliar, diantaranya Rp 936,65 miliar di pasar reguler dan pembelian bersih atau net buy di pasar negosiasi/tunai Rp 212,70 miliar.
Saham-saham bank pelat merah menjadi sasaran jual investor asing hari ini. Saham BBRI dilepas asing hinga Rp 257,2 miliar, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Rp 110,9 miliar, serta PT Bank Mandiri TBk. (BMRI) Rp 91,5 miliar.
Saham BBCA terpantau juga menjadi sasaran jual investor asing sebesar Rp 147,7 miliar. Padahal sore ini BCA mengumumkan capaian laba bersihnya di triwulan I 2019 sebesar Rp 6,1 triliun atau naik 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selain saham-saham tersebut, investor asing juga melepas saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) sebesar Rp 104,3 miliar, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Rp 97,8 miliar, serta saham UNVR Rp 80,4 miliar.