Aliran dana asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia pada perdagangan Selasa (12/1), dengan nilai beli bersih Rp 605,82 miliar di pasar reguler. Ini meneruskan langkah asing pada perdagangan kemarin, yang memborong saham nilai beli bersih mencapai Rp 2,28 triliun di pasar reguler.
Saham-saham perbankan, menjadi incaran investor asing pada hari ini. Asing paling banyak membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai beli bersih Rp 632,3 miliar. Saham ini ditutup naik 1,51% menjadi Rp 4.720 per saham.
Saham bank lain yang diminati asing masih dari bank pelat merah, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai beli bersih Rp 160,1 miliar. Saham Bank Mandiri ini pun tercatat menguat hingga 1,46% menyentuh harga Rp 6.950 per saham.
Saham berikutnya yang diborong oleh investor asing yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai beli bersih mencapai Rp 71,1 miliar. Meski begitu, harga saham bank swasta terbesar di Indonesia ini mengalami penurunan 2,52% menjadi Rp 35.800 per saham.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, masuknya investor asing ke pasar saham Indonesia karena melihat ada pemulihan ekonomi. Potensi pemulihan ekonomi Indonesia, tak lepas dari izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
"Jadi kalau asing yakin vaksin sudah berhasil dan bisa dibagi, menjadi gambaran asing bakal masuk ke pasar saham," kata Nico kepada Katadata.co.id, Selasa (12/1).
Vaksin Coronovac dari Sinovac Biotech memenuhi persyaratan untuk diberikan izin emergency use authorization (EUA) berdasarkan data dan panduan dari WHO. Sehingga, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM akhirnya memberikan izin penggunaan darurat vaksin itu.
Meski begitu, Nico menilai asing masih kerap menjual portofolio sahamnya di pasar saham domestik. Pasalnya, investor asing masih menunggu kepastian pemulihan ekonomi sehingga asing masih 'maju-mundur'. Apalagi, kasus harian Covid-19 di Indonesia yang belum terkendali.
"Sewaktu-waktu ada potensi bahwa virus corona ada melonjak kembali dan memberikan tekanan pada prospek perekonomian ke depan," kata Nico.
Meski begitu, peran investor asing di pasar saham Indonesia sudah mulai tergantikan oleh investor domestik, sejalan dengan naiknya partisipasi masyarakat Indonesia. Hal tersebut langsung terlihat dari aktivitas di pasar saham yang ramai dalam beberapa waktu terakhir.
Perdagangan pada hari ini, Selasa (12/1) saja, ada 1,91 kali transaksi dilakukan atas 30,55 miliar unit saham. Nilai total transaksinya pun mencapai Rp 25,99 triliun. Hal itu menjadi penyokong kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini sebesar 0,2% menjadi 6.395.
Naiknya partisipasi masyarakat Indonesia sebagai investor ritel, dinilai positif oleh Nico. Hanya saja, ia berharap investor ritel ini mendapatkan edukasi terkait peraturan Bursa dan cara bermain saham. Ia tidak ingin, investor itu hanya jadi pengikut tren saja tanpa tahu fundamental perusahaan seperti apa.
Kenaikan indeks pasar modal Tanah Air, disokong oleh naiknya sektor properti sebesar 1,59%. Saham yang menyokongnya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang meroket hingga 9,43% menjadi Rp 1.335 per saham. Saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga mampu naik 5,37% menjadi Rp 1.080 per saham.