Memasuki Maret ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak naik. Secara total IHSG sepekan ini menguat tipis 0,27% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Saham-saham bank kecil masuk dalam daftar saham dengan kenaikan harga paling tinggi di pekan pertama bulan ini.
Dalam tiga hari pertama (1-3 Maret 2021), IHSG menguat 2,16% menjadi 6.376. Namun, dua hari setelahnya, IHSG turun hingga 1,85% di level 6.258. Kenaikan paling signifikan IHSG sepekan ini terjadi pada perdagangan Senin (1/3) sebesar 1,55% menjadi 6.338.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, kenaikan itu didorong bargain hunting investor. "Faktor kenaikan lainnya adalah penguatan bursa Asia setelah stimulus Amerika Serikat disetujui oleh DPR," kata Dennies dalam riset tertulisnya.
Penurunan IHSG paling signifikan terjadi pada perdagangan Kamis (4/3) sebesar 1,35% menjadi di level 6.290. Dennies mengatakan penurunan tersebut seiring dengan pelemahan bursa saham global yang diakibatkan kecemasan akan kembali naiknya yield obligasi Amerika Serikat.
Berdasarkan data RTI Infokom, saham yang naik paling tinggi sepanjang pekan ini yaitu PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN). Harga saham produsen dan pemasok makanan laut tersebut naik 179,69% menjadi Rp 179 per saham.
Meski begitu, mayoritas saham yang naik signifikan pekan ini berasal dari sektor perbankan, khususnya harga saham bank dengan modal kecil melejit. Setidaknya, dari sepuluh saham top gainers sepekan ini, lima di antaranya ditempati oleh bank bermodal kecil.
Saham PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) sepekan ini naik 174,14% menjadi Rp 318 per saham. Begitu pula saham PT Maspion Indonesia Tbk (BMAS) yang hanya dalam seminggu harganya naik 142,57% menjadi Rp 1.225 per saham.
Saham bank mini lainnya yang sepekan ini naik signifikan adalah PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) sebesar 124,86% menjadi Rp 805 per saham. Ada pula saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) yang harganya naik 98,15% menjadi Rp 535 per saham.
Saham bank lainnya yang naik signifikan adalah PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) yang naik 94,15% menjadi Rp 3.320 per saham. Padahal, saham Bank Bumi Arta disuspensi Bursa dalam dua perdagangan terakhir.
Berikut 10 saham yang harganya naik paling signifikan pada sepekan ini:
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM mengatakan saham bank kecil bisa naik salah satunya karena pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) soal modal minimal bank yang pada akhir 2022 harus Rp 3 triliun. Modal tersebut juga menjadi modal minimal bank yang ingin bertransformasi menjadi digital.
"Karena OJK concern terhadap risiko bank-bank digital. Maka modal inti bank-bank digital disyaratkan menjadi Rp 3 triliun," ujarnya dalam market outlook yang digelar secara virtual, Kamis (4/3).
Karena ada syarat modal minimal tersebut, banyak rumor beredar soal ketertarikan investor untuk menyuntikan dana ke bank-bank tersebut. Hal ini menjadi sentimen positif bagi bank-bank kecil yang beberapa di antaranya sudah mengkonfirmasi bakal menjadi bank digital.
Rumor ketertarikan perusahaan besar ini membuat saham bank-bank kecil yang menjadi incaran, naik signifikan. Bahkan, Roger menilai harga saham bank-bank tersebut sudah terlalu mahal saat ini.
Investor Asing Menjual Portofolio Saham
Berdasarkan data RTI Infokom, secara kumulatif investor asing lebih banyak melakukan penjualan saham dalam sepekan ini. Nilai bersih penjualan saham (net sell) oleh investor asing sepekan ini mencapai Rp 357,63 miliar di seluruh pasar.
Saham yang paling banyak dijual oleh investor asing sepekan ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai jual bersih Rp 336,46 miliar. Meski begitu, harga sahamnya tercatat menguat 1,85% menjadi Rp 5.500 per saham.
Selain itu, ada saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang dijual oleh investor asing dengan nilai jual bersih Rp 130,59 miliar. Saham ini pun dalam sepekan tercatat mengalami kenaikan tipis 0,27% menjadi Rp 36.600 per saham.
Meski secara total investor asing melakukan penjualan, namun saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diborong asing dengan nilai pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 1,02 triliun. Saham ini pun tercatat mengalami kenaikan 1,34% menjadi Rp 34.000 per saham.