Terpukul Pandemi, Perusahaan Tekstil Trisula Akan Beli Balik Sahamnya

Saham KATADATA | Arief Kamaludin
Ilustrasi
20/5/2021, 11.40 WIB

Mempertimbangkan dampak pandemi Covid-19, PT Trisula International Tbk (TRIS) berencana melakukan buyback saham atau membeli kembali sahamnya di pasar modal. Langkah tersebut karena harga sahamnya dianggap belum mencerminkan kinerja perusahaan terkini.

Rencananya, buyback saham akan diajukan sebanyak-banyaknya Rp 40 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya. Adapun jumlah saham yang akan dibeli sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor atau maksimum 314.144.380 lembar saham. Usulan tersebut akan diajukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis 27 Mei 2021.

Rencana perusahaan integrated apparel provider (penyedia pakaian terintegrasi) itu diyakini tidak memberi dampak terhadap penurunan pendapatan. Selain itu, manajemen mengklaim tidak ada dampak negatif secara material terhadap kinerja usaha, sehingga tidak ada perubahan atas performa laba dari produsen pakaian JOBB, Jack Nicklaus, UniAsia, Man Club, dan G2000 tersebut.

Direktur Utama TRIS Santoso Widjojo menyampaikan, kondisi saat ini masih dipenuhi tantangan. Meskipun begitu, anak usaha PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) itu melihat peluang untuk bertumbuh di tahun depan sejalan dengan perbaikan ekonomi.

“Kami optimistis kondisi perekonomian semakin pulih dan memberikan kinerja yang lebih baik ke depannya,” ujar Santoso dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Rabu (19/5).

Sebagai gambaran, kinerja TRIS tahun ini masih dalam transisi pemulihan dampak Covid-19. Manajemen menyampaikan, angka penjualan di kuartal pertama 2021 meningkat 2,7% dari capaian akhir 2020 menjadi Rp 256,5 miliar. Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), secara tahunan atau year on year (yoy), penjualan TRIS menurun 25% dari Rp 344,4 miliar pada April 2020.

Adapun kontribusi penjualan periode Januari hingga Maret 2021 cenderung berimbang. Sebanyak 50,8% penjualan berasal dari domestik, sedangkan ekspor sebesar 49,2%. Untuk itu, TRIS terus memperluas pangsa pasar domestik dan global.

Di sisi lain, emiten tersebut mengklaim beban keuangan perusahaan menunjukkan kondisi lebih baik, dengan penurunan 28,2% secara yoy. Sehingga, laba bersih tahun berjalan untuk kuartal pertama tahun ini tercatat melambat 62% menjadi Rp 2,9 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 7,72 miliar, dikutip dari laporan keuangan.

Trisula International memiliki strategi untuk meningkatkan fleksibilitas produksi yang dibuat dan dipasarkan. Termasuk, membuatnya berdasarkan kebutuhan pasar melalui inovasi dan pengembangan produk.

Di samping itu, emiten tekstil itu akan terus melakukan evaluasi dan meningkatkan kompetensi karyawan. Harapannya, upaya tersebut berkontribus positif bagi kinerja TRIS. Platform digital marketing dan strategi pemasaran secara aktif juga ditingkatkan untuk mendorong brand awareness atau kesadaran masyarakat akan produk, serta value hingga mendorong penjualan online.

“Kami akan terus berinovasi untuk membuat produk-produk berkualitas untuk melihat peluang jangka Panjang,” ujar Santoso.

Melansir RTI, saham TRIS ditutup koreksi 2,94% ke level Rp 132 per lembar pada perdagangan Rabu (19/5).