IHSG Sepanjang Mei Terpuruk, Apakah Ada Harapan pada Juni?

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
31/5/2021, 14.34 WIB

Melihat fundamentalnya, pasar saham dalam negeri tidak terlalu buruk karena valuasinya mulai menarik akibat penurunan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Selain itu, banyak berita yang sebenarnya positif, tapi sudah mulai dilupakan oleh pelaku pasar saat ini.

"Banyak kabar yang dilupakan seperti UU Cipta Kerja yang sedang digodok peraturan turunan. Padahal, itu sangat bullish untuk negara dan market kita," kata Antony.

Antony menilai reksa dana pasar saham bisa menjadi salah satu investasi yang menarik. Alasannya, karena kondisi indeks sedang menurun, namun diproyeksi akan berada di level tinggi pada akhir tahun. Menurut dia, saham-saham dengan penurunan harga tersebut sedang berada pada level yang sangat murah secara valuasi.

Kendati demikian, Antony menyarankan kepada investor untuk tetap menyesuaikan dengan profil risikonya masing-masing dalam berinvestasi. Idealnya, untuk saat ini investor bisa menyisihkan 60% sampai 70% dana investasi pada instrumen obligasi, sementara sisanya di saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin