IHSG Diprediksi Menguat dalam Rentang Terbatas Hari Ini

ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
7/10/2021, 06.49 WIB

"Harga komoditas akan kembali mendorong pergerakan saham-saham sektor energi. Di sisi lain, investor perlu mencermati rilis data ekonomi," kata Dennies.

Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di harga US$ 280 per ton atau hingga 12,45% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2008. Sebelum tren penguatan ini, harga tertinggi baru bara pada 10 Januari 2011 di harga US$ 137 per ton.

Dennies merekomendasikan saham Wijaya Karya (WIKA), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Adaro Energy (ADRO) untuk tahan (hold) jika sudah beli sebelumnya. Pasalnya, indikator teknikal dan sentimen sama-sama netral.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, hari ini IHSG berpotensi bergerak pada zona hijau. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, diperkirakan IHSG bergerak di rentang level 6.272 dan 6.423.

Ia mengatakan, hari ini pelaku pasar menanti rilis data perekonomian tentang cadangan devisa yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi stabil. "Ini akan turut memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG," kata William.

Saat ini IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan jangka pendeknya, hal ini juga ditopang oleh mulai kembalinya capital inflow yang melaju signifikan masuk ke pasar modal. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat melakukan beli dengan nilai bersih Rp 4,82 triliun di seluruh pasar.

Sejumlah saham yang direkomendasikan William untuk dipantau seperti Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Central Asia (BBCA), Astra International (ASII), Unilever Indonesia (UNVR), Telkom Indonesia (TLKM), dan Jasa Marga (JSMR).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin