Investor Asing Keluar dari Saham Big Caps, IHSG Anjlok 2,12%

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Ilustrasi perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Penulis: Syahrizal Sidik
12/5/2022, 13.15 WIB

Analis PT Profindo Sekuritas, Dimas Wahyu menilai, pelaku pasar masih dibayangi kekhawatiran kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada bulan depan.

Hal ini terefleksi dari tingkat inflasi di AS pada April sebesar 8,3% yang lebih tinggi dari konsensus pasar. Meski begitu, tingkat inflasi tersebut masih lebih rendah dari Maret yang mencapai 8,5% secara tahunan. "Laju inflasi yang moderat, membuat investor menilai inflasi AS telah mencapai puncaknya pada Maret 2022 lalu," kata Dimas, Kamis (12/5).

Alhasil, bursa saham utama di AS, Wall Street anjlok dengan pelemahan terdalam terjadi di bursa Nasdaq sebesar 3,18%. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah 1,0% dan 1,65% semalam.

Dengan demikian, Profindo memperkirakan, pada perdagangan hari ini IHSG akan melaju pada rentang 6.700 sampai dengan 6.900.

Senada, Analis PT Kanaka Hita Solvera, William Wibowo menuturkan, tekanan IHSG di sesi pertama perdagangan hari ini masih bersumber dari kenaikan suku bunga The Fed dan tingkat inflasi tahunan di AS.

"Walau melambat menjadi 8,3% di bulan April dari 8,5% di bulan Maret, tetapi masih lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 8,1% yang sulit untuk kembali ke masa pra-pandemi," terangnya, Kamis (12/5).

Untuk perdagangan sesi kedua, Kanaka Hita memperkirakan IHSG lebih berpeluang untuk melaju di batas bawah di area support 6.662 dan masih ada potensi breakout area di level tersebut. 

 

Halaman: