Harga Komoditas Melesat, Emiten Batu Bara RI Mendulang Cuan

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Ilustrasi aktivitas bongkar muat batu bara
Penulis: Syahrizal Sidik
20/5/2022, 15.14 WIB

"Pasca pandemi, kondisi ekonomi secara global belum pulih sedangkan inflasi tercatatkan tinggi, salah satunya karena dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas energi," katanya, dalam siaran pers.

Selain itu, kata Mulianto, terdapat juga disrupsi pada rantai nilai global dan perdagangan internasional batu bara seiring intervensi pemerintah melalui pelarangan ekspor batu bara di Indonesia pada Januari 2022 dan berlangsungnya perang Rusia dan Ukraina.

Meski begitu, pada tahun ini ITMG mematok target volume produksi sebanyak 17,5 sampai dengan 18,8juta ton dengan volume penjualan sebanyak 20,5 juta sampai 21,5 juta ton. 

Kementerian ESDM mencatat, harga batu bara acuan Indonesia terus merangkak dan sempat menyentuh level US$ 288,4 per tonnya sebagaimana dalam databoks berikut: 

Sementara itu, emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), juga menorehkan kinerja ciamik di kuartal pertama tahun ini.

Bukit Asam mampu mengantongi perolehan laba bersih senilai Rp 2,28 triliun, melesat 355% secara tahunan dari capaian periode yang sama pada tahun lalu Rp 500,52 miliar. Adapun, pendapatan usaha perseroan tercatat naik 105% menjadi Rp 8,21 triliun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 3,99 triliun.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, PTBA memproduksi sebanyak 6,34 juta ton batu bara, meningkat 40% dari tahun lalu dengan volume angkutan batu bara yang naik 16% menjadi 6,17 juta ton. Sedangkan, volume penjualan batu bara juga naik 18% menjadi 6,97 juta ton.

Di tahun ini, anggota holding pertambangan MIND ID ini menargetkan mampu memproduksi sebanyak 36,41 juta ton batu bara dan target angkut 31,50 juta ton. Sedangkan, volume penjualan akan meningkat menjadi 37,10 juta ton.

Halaman:
Reporter: Syahrizal Sidik