Indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan hari Jumat (1/3) kemarin. Seiring dengan penguatan tersebut, Nasdaq Composite mencapai puncak tertinggi atau all time high (ATH) hingga melampaui rekor tahun 2021.
Antusiasme investor terhadap kecerdasan buatan (AI) tidak hanya mendorong kenaikan saham - saham teknologi berkapitalisasi besar, tetapi juga memengaruhi pasar secara keseluruhan dari tahun 2023 hingga saat ini.
Selain itu, peningkatan kinerja bursa tersebut juga didorong faktor-faktor seperti perlambatan inflasi dan seiring pengumuman bank sentral AS, Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.
Di samping itu, Nasdaq yang didominasi oleh saham-saham teknologi, melesat sebesar 1,14% ditutup di 16.302,24. Sementara S&P 500 juga menguat 0,80%, mencapai 5.137,08 dan melampaui ambang batas 5.100. Dow Jones Industrial Average naik sebanyak 90,99 poin atau 0,23%, mencapai 39.087,38.
Kemudian, Nvidia atau perusahaan pembuat chip yang telah memimpin kenaikan saham teknologi juga mengalami lonjakan lebih dari 260% dalam 12 bulan terakhir, kemudian naik 4% pada hari Jumat. Sementara itu, Meta juga melesat lebih dari 2% selama sesi tersebut.
Secara mingguan, Nasdaq terangkat sebanyak 1,74%. Sementara S&P 500 mencatatkan rekor penutupan pada Kamis (29/2) dengan kenaikan 0,95%. Keduanya mencatatkan kinerja positif dalam minggu ketujuh dari delapan minggu terakhir. Kemudian, Dow Jones Industrial Average, yang terdiri dari 30 saham mengalami sedikit penurunan sebesar 0,11%.
Dipicu Perkembangan AI
Managing Partner Harris Financial Group, Jamie Cox melihat lonjakan signifikan pada sektor teknologi. Cox mengatakan hal tersebut dipicu melesatnya kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) sehingga menciptakan atmosfer yang mirip dengan periode besar pada akhir tahun 90-an.
"Orang-orang (sekarang) sama sekali tidak menghiraukan hal lain di pasar. Dan itu umumnya tidak berjalan dengan baik," kata Cox dikutip CNBC, Senin (4/3).
Di sisi lain, saham bank regional New York Community Bancorp, merosot hingga 25,9% usai mengumumkan perubahan direksi dan terkait dengan masalah manajamen internal perusahaan. Akan tetapi, saham-saham tersebut secara keseluruhan tetap menguat.
Namun, saham New York Community Bancorp longsor lebih dari 65% sepanjang tahun 2024. Investor khawatir anjloknya saham tersebut menjadi indikator potensi guncangan di sektor properti ke depannya.