Harga Barang Terkendali, Analis Prediksi Inflasi hingga November 3,05%

ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI
Jelang pengumuman data inflasi November 2019 oleh BPS, sejumlah ekonom memperkirakan angkanya bakal terkendali di kisaran 0,2% secara bulanan atau 3,05% secara tahunan.
1/12/2019, 16.56 WIB

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah menyebut kenaikan harga pangan pada November lalu disebabkan oleh kurangnya pasokan. Luas areal panen di sentra bawang berkurang. “Hal ini diperparah dengan kemarau panjang yang menyebabkan petani gagal panen,” katanya.

Kenaikan harga ayam dan telur, menurut dia, karena naiknya permintaan jelang akhir tahun. Sama dengan Josua, Pieter pun memperkirakan inflasi November akan terkendali di kisaran 0,2% secara bulanan (month-to-month) dari bulan sebelumnya di 0,02%.

Kementerian Perdagangan sebelumnya mengumumkan kenaikan empat bahan pokok yakni bawang merah, ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng curah. Kenaikan ini disebabkan adanya kemarau panjang menyebabkan beberapa hasil pertanian mengalami gagal panen.

"Harga bawang merah, ayam ras, telur ayam ras dan minyak curah naik. Kondisi ini merupakan penyesuaian harga masing-masing komoditas," ujar Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina di Jakarta, Rabu lalu.

Berdasarkan pantauan Kementerian, kenaikan tertinggi pada bawang merah sebanyak 21,53% dibandingkan Oktober 2019 menjadi Rp 27.649 per kilogram. Diikuti dengan harga ayam ras sebesar 2,80% menjadi Rp 34.156 per kilogram, minyak goreng curah naik sebesar 1,44% menjadi Rp 11.627 per liter. Sementara, telur ayam ras naik sebesar 1,43% menjadi Rp 22.927 per kilogram.

(Baca: Harga Bawang dan Ayam Naik, BI Catat Inflasi Pekan Ke-3 November 0,08%)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto