Investor Khawatir Negosiasi Dagang AS-Tiongkok, Rupiah Dibuka Melemah

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi, petugas menghitung uang pecahan dolar AS di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
25/11/2019, 09.19 WIB

Kondisi seperti itu berdampak positif terhadap aset berisiko seperti rupiah. Pada pekan lalu, mata uang Garuda menguat tipis pada beberapa pembukaan perdagangan. Meskipun berakhir stagnan pada awal perdagangan Jumat lalu.

Selain itu, pergerakan rupiah didukung kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas giro wajib minimum (GWM) untuk meningkatkan penyaluran kredit. "Pemangkasan GWM yang bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia juga bisa positif untuk rupiah," kata dia.

(Baca: Melemah Tipis Pagi ini, Rupiah Bisa Menguat Didorong Asa Perang Dagang)

BI kembali menurunkan GWM 0,5% pada pekan lalu (21/11). Dengan penurunan tersebut, GWM menjadi 5,5% untuk bank umum dan 4% pada bank umum syariah. Sedangkan GWM rata-rata tetap 3%. BI pun memperkirakan, kebijakan ini menambah likuiditas perbankan Rp 26 triliun.

Dengan adanya dua sentimen ini, Tjendra memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.020 - 14.100 per dolar AS hari ini.  (Baca: BI Tahan Bunga Acuan, Rupiah Menguat Tipis)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria