Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat tipis, 0,04% menjadi Rp 14.221 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (4/9), berdasarkan data Bloomberg. Namun, rupiah berpotensi melemah hari ini karena cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter.
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, perang dagang antara AS dan Tiongkok kembali memanas. "Hal ini terjadi usai pernyataan Trump di akun Twitter-nya. Aset berisiko termasuk rupiah bisa tertekan hari ini," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (4/9).
Selain itu, data Institute for Supply Management (ISM) Manufaktur AS terkontraksi pada Agustus lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar bahwa pelambatan ekonomi akan berlanjut.
ISM Manufaktur AS turun menjadi 49,1 pada Agustus, di bawah 50 demarkasi ekspansi-kontraksi. Angka ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir.
(Baca: Kurs Rupiah Tertekan di Tengah Penguatan Tajam Dolar AS)
Selain itu, kisruh Brexit di internal Inggris menambah kekhawatiran pasar. Maka dari itu, Ariston menyebutkan bahwa aset aman seperti emas, harganya kembali meningkat ke atas area US$ 1545 per troy ons.
Sedangkan rupiah justru berpotensi melemah karena beberapa sentiment tersebut. Ia memperkirakan, rupiah bergerak pada rentang Rp 14.200-Rp 14.300 per dolar AS.
Saat berita ini ditulis, mata uang Asia diperdagangkan bervariasi. Yen Jepang dan rupee India misalnya, masing-masing melemah 0,09% dan 1,38% terhadap dolar AS.
(Baca: Imbal Hasil Surat Utang AS Naik, Rupiah Dibuka Melemah)
Namun, dolar Hongkong, dolar Singapura dan beberapa mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,02%, dolar Hongkong 0,06%, dolar Taiwan 0,08%, dan won Korea Selatan 0,55%. Lalu, peso Filipina menguat 0,10%, yuan Tiongkok 0,14%, ringgit Malaysia 0,15% dan baht Thailand 0,04%.
Adapun Trump menyatakan bahwa Tiongkok akan semakin sulit bernegosiasi dengan AS melalui akun Twitter-nya. Sedangkan tim-nya, kata dia, melakukan negosiasi dengan baik.
“Apa yang akan terjadi pada Tiongkok ketika saya menang. Kesepakatan akan mendapat banyak kesulitan. Rantai pasok di Tiongkok akan hancur. Bisnis, pekerjaan dan uang akan hilang,” kata Trump melalui akun Twitter-nya @realDonaldTrump, kemarin (3/9) malam.
(Baca: Inflasi Agustus Dorong Berlanjutnya Penguatan Rupiah)