Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 tercatat sebesar 5,05%, melambat dibanding periode yang sama tahun lalu 5,27%.
"Memang pertumbuhan ekonomi melambat akibat perang dagang yang mempengaruhi ekspor karena memang AS dan Tiongkok adalah partner utama perdagangan kita," ungkap dia.
Untuk itu, menurut dia, ke depan pemerintah perlu mencari alternatif guna mendorong ekspor serta investasi yang juga tengah melambat. Di sisi lain, ia mengaku Bank Indonesia akan terus mendorong kebijakan moneter yang akomodatif guna menjaga stabilitas sektor keuangan dan makro.
"Diharapkan kalau kita bisa menjaga stabilitas makro jadi market tidak usah panik karna goncangan sifatnya sesaat," pungkas dia.
(Baca: Destry Damayanti Resmi Jadi Deputi Gubernur Senior BI)