Target Pemerintah Ekonomi Tumbuh 5,3-5,6% pada 2020 Dinilai Kerendahan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Direktur Riset CORE Piter Abdullah menilai, target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2020 sebesar 5,3-5,6% terlalu rendah
21/5/2019, 14.15 WIB

(Baca: Sri Mulyani Sebut APBN 2020 Fokus Tingkatkan Daya Saing dan SDM)

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI kemarin mengatakan, penggerak pertumbuhan ekonomi 2020, yaitu konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Hal ini tak jauh beda dengan 2019.

Investasi dan ekspor akan menjadi perhatian khusus. “Volatilitas investasi dan ekspor memang cukup tinggi dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Pada dua hal itu kita harus berhati-hati dalam memproyeksikan maupun memformulasikan kebijakan," jelas Sri Mulyani.

Pemerintah akan fokus untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan pemulihan investasi dan ekspor. Pemulihan ini dilakukan dengan tetap menjaga pertumbuhan konsumsi melalui perbaikan daya beli, stabilitas harga. dan penguatan kepercayaan konsumen.

Sri Mulyani melihat, perekonomian nasional pada triwulan pertama 2019 tumbuh 5,07%, ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang cukup sehat sejalan dengan terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah. Pemerintah memproyeksikan konsumsi rumah tangga berada pada kisaran 4,9-5,2 % di tahun 2020, ekspor di kisaran 5,5-7 %, sedangkan investasi di kisaran 7-7,4 %.

(Baca: Sri Mulyani Sebut Ekspor dan Investasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2020)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria